Chapter 26 : Mirip dengan seseorang

5 3 1
                                    


Apakah itu memang dirimu? Atau hanya kebetulan mirip dengannya saja?

~~~

Gadis cantik itu masih tertidur pulas, hingga beberapa menit kemudian alarm pun berbunyi.

Kringggg

Azkia menggeliat dan langsung bangun dari tidurnya. Ia menyibakkan selimutnya, lalu duduk di tepi kasur untuk mengumpulkan kesadarannya. Setelah itu ia bergegas untuk mandi. Beberapa menit kemudian ia sudah rapi menggunakan seragamnya.

Seperti biasa ia mengikat rambutnya terlebih dahulu. Lalu mengambil tasnya dan keluar dari kamar. Gadis berambut lurus itu menuruni tangga sambil bersenandung kecil. Sepertinya ia bahagia sekali dan suasana hatinya pun sedang
baik.

Sesampainya di dekat meja makan Azkia langsung duduk dibangku meja makan. Sedari tadi ia terlihat sangat bahagia, Citra yang melihat itu pun tampak keheranan.
"Kia, kok kamu keliatannya dari tadi seneng banget gitu, ada apa sayang?" Tanya Citra.

Azkia sedang menguyah sarapannya, gadis itu menelan makanannya terlebih dahulu. Lalu setelah itu menjawab pertanyaan mamanya.
"Ngga ada apa-apa Ma, Kia cuman seneng aja gitu udah bisa masuk sekolah."

Cakra yang baru saja datang ikut menyahut, "kamu seneng bisa masuk sekolah apa seneng bisa ketemu Danish di sekolah?" Ledek Cakra kepada Azkia.

Azkia yang sedang minum tiba-tiba tersedak mendengar ucapan papanya."ih Papa, beneran Kia seneng bisa masuk sekolah." Gadis itu pun mengerucutkan bibirnya.

Citra dan Cakra hanya terkekeh mendengar jawaban anaknya. "Udah-udah, Kia kamu abisin sarapan kamu, dan nanti kamu berangkat dianter sama mama." Ucap Citra melerai perdebatan antara suami dan anaknya.

Azkia menangguk, "oke siap Ma."

Sepuluh menit sudah berlalu dan mereka pun sudah selesai sarapan. Cakra berangkat keluar kota lagi, sedangkan Citra dan Azkia berangkat menuju sekolah.

***

Mobil berwarna biru itu berhenti di depan gerbang sekolah. Tak lama ada seorang gadis memakai seragam keluar dari mobil itu. Ia adalah Azkia, yang diantar oleh sang Mama. Setelahnya, mobil itu melaju meninggalkan lingkungan sekolah.

Azkia masuk ke dalam area sekolah, ia berjalan sambil bersenandung kecil. Hingga ia tidak menyadari ada seseorang yang berjalan disampingnya.
"Ekhem," orang itu berdehem.

Azkia berhenti berjalan lalu menoleh dan kaget melihat ada orang yang berjalan di sampingnya. Seingatnya, tadi ia berjalan sendirian.
"Danish?" Ucap Azkia

"Gimana? Batu udah sembuh?" Tanya nya.

Azkia mengangguk cepat sambil tersenyum, "udah." Jawabnya dengan agak jutek.

"Syukur deh kalau gitu." ucapnya. "Makanya, lain kali jangan hujanan lagi. Jadinya kan lo sakit." Lanjut Danish.

"Tapi kan waktu itu tuh gue enggak bawa payung, dan gak ada tempat buat neduh. Jadi ya, gue lanjut aja jalan." Ucap Azkia santai.

Danish mencubit pipi Azkia pelan karena gemas. "Iya jadinya lo sakit."

"Iya, tapi biasanya engga kok. Btw gausah cubit-cubit." Azkia langsung menyingkirkan tangan Danish.

"Yaudah kita langsung ke kelas aja, kalau ngomong terus ntar mau sampe kapan kita di sini." Danish menarik pelan lengan Azkia.

Untung saja sekolah masih sepi, jadi tidak banyak yang memperhatikan mereka berdua. Sekarang mereka berdua pun sudah sampai ke kelas.

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang