Chapter 9 : Hari Yang Begitu Melelahkan

7 5 0
                                    

Sungguh, hari ini adalah hari yang paling melelahkan. Dan aku merasa tidak nyaman dengan tatapan-tatapan itu.

•••

Kring... kring...

"Baiklah jam pelajaran saya sudah habis, dan selamat beristirahat." Ucapnya lalu membereskan buku-bukunya.

"Kalau begitu saya permisi." Ucap Pak Brian, guru matematika.

Siswa-siswi XI IPA 1 mulai berhamburan keluar kelas untuk menuju ke kantin. "Eh Kia ke kantin yuk!" Ajak Karina.

"Lo berdua duluan aja. Gue mau beresin ini dulu." Jawab Azkia yang sedang sibuk membereskan alat tulisnya.

"Oke kita duluan ya." Nesya berlalu pergi bersama Karina.

Di kelas hanya ada Azkia dan Danish karena semua siswa-siswi di sana sudah menuju kantin. "Kia, ke kantin bareng gak?" Danish mengatakan itu ketika ia melewati meja Azkia.

Gadis itu menoleh sekilas, "duluan aja Dan, gue masih beresin ini."

"Oke gue duluan." Setelah mengatakan itu Danish berlalu pergi meninggalkan Azkia sendirian di dalam kelas.

Saat sudah selesai membereskan semua alat tulisnya, Azkia bergegas menuju kantin. Di tengah perjalanan, ia melihat Danish yang sedang berjalan di koridor juga. "Kak Danish!" Panggil seorang siswi. Seketika Danish pun menghentikan langkahnya lalu berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya tadi.

Siswi itu tidak sendirian, ia bersama temannya. Dari kejauhan Azkia memerhatikan interaksi mereka berdua. Ya anggaplah Azkia kepo, tetapi memang itu kenyataannya. Danish dan siswi itu terlihat membicarakan sesuatu, namun Azkia tidak dapat mendengarnya.

Tak lama ia melihat Danish tersenyum dan mengusap pucuk kepala siswi itu. Tentunya hal itu membuat Azkia terkejut. Apakah itu pacar Danish? Entahlah sebenarnya tidak penting juga. Setelah siswi itu selesai berbicara dengan Danish, ia berlalu pergi bersama temannya. Tentunya Danish juga kembali melanjutkan langkahnya.

Azkia ikut melangkahkan kakinya juga setelah Danish pergi. Karena kalau ia berinteraksi dengannya pasti ada banyak pasang mata yang melihat. Beberapa menit kemudian akhirnya Azkia sampai di kantin dengan selamat. "Nunggu si Kia tuh kayak nunggu doi peka deh." Celetuk Karina.

"Hehe sorry tadi gue ada kendala pas menuju ke sini, macet soalnya."

"Di kira di jalan raya kali ah pake macet segala." Sahut Nesya.

"Mau gue pesenin makanan gak Kia?" Karina yang tadinya sedang sibuk memakan bakso, menyempatkan diri untuk memesankan makanan.

"Enggak deh, gue bisa pesen sendiri." Tolak Azkia.

"Udah gapapa biar gue yang pesen." Karina meminum lemon tea nya terlebih dahulu, lalu bangkit dari duduknya. "Mau pesen apa lo?"

"Gue pesen siomay sama es teh manis aja."

"Oke." Tinggal Nesya dan Azkia yang berada di sana. Azkia memilih untuk melihat ke sekitar, kalau Nesya sibuk memakan mie ayam.

Setelah menunggu 5 menit, akhirnya Karina datang dengan membawa pesanan makanan Azkia tadi. "Nih Kia."

"Wih makasih Na, the best deh lo."

"Iya sama-sama. Kayak sama siapa aja sih lo." Dan mereka pun sibuk memakan makanannya masing-masing.

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang