Chapter 34 : Flashback

7 3 6
                                    


Ini semua adalah awal mula pertemuan kita.


~~~


Flashback

Seorang gadis baru saja turun dari angkutan kota. Hari sudah mulai petang, rasa lelah menyelimuti Azkia. Ingin rasanya ia cepat-cepat sampai rumah, kemudian merebahkan tubuhnya di kasur.

Sepertinya ia harus segera melupakan keinginannya itu. Karena, untuk sampai ke rumahnya perlu berjalan kaki terlebih dahulu. Saat tengah mendumal dalam hati, ada seorang lelaki yang juga baru saja turun dari angkutan kota. Azkia hanya melirik sekilas lelaki itu, kemudian fokus memerhatikan jalan di depannya.

Jarak mereka berdekatan, posisinya sekarang ini bersebelahan. Lelaki itu sudah berjalan terlebih dahulu untuk menyebrang, namun Azkia tetap diam di tempat. Sampai di mana ada bapak-bapak penyebrang jalan yang melihatnya.

"Neng buruan itu ikut nyeberang!" teriak bapak-bapak itu. "Eh itu, mundur lagi ajak bareng tuh nyeberang yang di belakang!" Lanjutnya sambil menunjuk Azkia.

Yang ditunjuk hanya mengernyit dan memasang muka bete. Lelaki tadi, akhirnya menoleh ke arah belakang untuk melihat Azkia. "Ayo, bareng gak?"

Gelengan kepala adalah jawaban dari Azkia. "Nggak, duluan aja."

Lelaki itu menghela napas, dan akhirnya memutuskan untuk berbalik badan dan berdiri di dekat Azkia lagi. "Udah ditawarin, malah ditolak," sindirnya.

Wajah gadis itu kelihatan masam. "Gue mau diem dulu, gak mau langsung nyebrang."

"Nunggu apa? Nunggu magrib?" Celetuk lelaki itu.

Pandangan Azkia beralih kepada lelaki itu. "Nunggu lo berhenti ngomong. Bisa gak?"

Hening...

Lelaki itu melihat ke kanan dan ke kiri. Sepertinya jalanan sudah mulai sepi. Dilihatnya gadis yang berdiri di sebalahnya itu. Yang dilihat hanya menatap lurus jalan dan sesekali menghela napas.

Diraihnya tangan Azkia hingga si pemilik tangan terkejut. "Lo-" belum sempat menyelesaikan omongannya, lelaki itu langsung menarik pelan tangan Azkia untuk mengikuti langkah kakinya untuk menyeberang.

Sampailah mereka di depan pertigaan jalan itu. "Lo ngapain sih?" Azkia menatapnya jengkel.

"Bantuin lo nyeberang."

"Gausah dibantuin juga bisa kali," kaki Azkia kembali melangkah untuk menuju rumah.

Kepalanya langsung menoleh ketika mendapati lelaki itu berjalan di sampingnya. "Lo ngikutin gue?"

"Geer."

Mendengar itu, Azkia langsung mengatupkan bibirnya. Manik mata cokelatnya memerhatikan name tag dan asal sekolah lelaki itu.

"Ngapain lihat-lihat?"

Seketika gadis itu langsung mengalihkan pandangan matanya. "N-nggak, geer."

'Nevan Hartigan Aldari, SMA MUTIARA KASIH.' Batin Azkia.

"Nama lo siapa?" tanya Nevan tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Azkia.

Gadis itu juga hanya berjalan dengan sedikit menunduk. "Azkia."

"Nama panjang lo?"

"Azkia Barsha Prameswari. Ngapain sih nanya-nanya nama lengkap?" Sinis Azkia.

Lelaki itu mengedikkan bahunya. "Nanya doang."

"Nggak jelas," gumam Azkia sambil mengalihkan pandangannya ke arah yang berlawanan dengan Nevan.

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang