Aku terkadang bingung, mengapa kita selalu tidak sengaja bertemu. Ku kira itu mungkin hanya kebetulan. Tetapi, katanya tidak ada yang namanya kebetulan.
~~~
Pada malam harinya
Azkia sedang termenung sambil melihat ke langit-langit kamarnya. Ia mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap ke samping kanan. Tetapi tak lama ia berbalik menghadap ke samping kiri. Beberapa menit kemudian ia mengubah posisinya menjadi tengkurap.
Gadis itu menghela napas, lalu meniup-niup poninya. Sebenarnya ia sungguh bosan dan bingung akan melakukan apa. Azkia berguling-guling sampai hal yang tak terduga pun terjadi.
Brukkk
"Aaw," Azkia terjatuh dari kasur, ia sedikit berdecak kesal.
Gadis itu berdiri dan mengusap lengannya yang sedikit memerah akibat ia jatuh dari atas kasur tadi. Dan tinggi kasur miliknya pun lumayan tinggi, jadi kalau terjatuh akan sedikit sakit. Balik lagi ke Azkia tadi, gadis itu akhirnya mengambil ponselnya dan keluar dari kamar.
Ia berjalan menuruni tangga, di ruang tamu Azkia melihat sang mama yang sedang menonton televisi. Citra seketika menoleh melihat anaknya yang sudah berpakaian rapih itu.
"Kamu mau kemana sayang?" Tanya Citra.
Azkia menghampiri Citra dan ikut duduk di sofa. "Ini Ma, tadinya Kia mau ke depan beli martabak." Jelasnya.
"Mau Mama anter?" Citra menawarkan untuk mengantar Azkia.
"Gak usah deh Ma, Kia jalan aja." Jswab Azkia sambil tersenyum.
"Oke deh, tapi hati-hati ya sayang soalnya udah malam ini." ucap Citra.
"Pasti siap Ma, yaudah Kia berangkat." Azkia hendak menyalami Citra.
"Iya sayang." ucap sang Mama.
"Assalamualaikum," ucap Azkia sambil tersenyum.
"Waalaikumsalam."
Azkia keluar dari rumahnya, ia menelusuri jalan yang nampak sepi. Gadis itu tidak merasa kedinginan, Azkia memang suka udara di malam hari apalagi jika ada bintang di langit. Butuh waktu 5 menit untuk berjalan menuju ke penjual martabak. Sekarang Azkia sudah sampai, untungnya ia tidak harus menunggu lama. Karena tinggal 1 orang pembeli yang sedang di layani.
Azkia berdiri selagi menunggu pembeli itu. Dan sekarang gilirannya yang memesan.
"Mau beli rasa apa teh?" Tanya si penjual martabak.
"Rasa keju aja, tapi yang spesial ya." Azkia menjawab dengan ramah.
"Oke siap, silahkan duduk dulu," penjual martabak itu pun memberikan satu kursi kepada Azkia.
Azkia mengangguk dan menerima kursi itu, ia lngsung saja duduk di kursi. Setelah menunggu kurang lebih 20 menit, akhirnya martabak pesanannya pun jadi. Azkia langsung berdiri hendak membayar martabak itu. Gadis itu menyodorkan selembar uang senilai seratus ribu rupiah.
Penjual martabak itu mengambil uang tersebut dan ia langsung mencari uang kembalian. Setelah jumlah uangnya pas, ia memberikannya kepada Azkia.
"Makasih," ucap Azkia ramah.
"Sama-sama."
Saat hendak berjalan, tiba-tiba ada motor sport yang berhenti di depan Azkia. Ternyata orang yang mengendarai motor itu adalah Danish.
"Danish?" Ucap Azkia."Abis beli martabak?" Tanya Danish.
Azkia mengangkat plastik yang berisi martabak tadi. "Nggak, gue habis beli bakso."
![](https://img.wattpad.com/cover/298111625-288-k169915.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unexpected
Fiksi RemajaAzkia Barsha Prameswari, dia anak tunggal. Suatu hari, ia tidak sengaja bertemu dengan Danish. Nama lengkapnya Danish Haidar Sakya. Danish merupakan ketua dari geng CCR. Sang ketua geng ini mulai mencoba mendekati Azkia. Namun, Azkia mencoba untuk t...