Chapter 15 : Sebuah Ajakan

5 3 1
                                    

Mengapa tiba-tiba jadi seperti ini?

~~~~


Sepulang sekolah

Azkia sedang membereskan alat-alat tulisnya. "Lo dijemput sama siapa?" Tanya Nesya.

"Gak tau deh Nes." Jawabnya sambil memakai tas.

Ting!

Azkia langsung mengeluarkan ponsel dari saku roknya. Ternyata itu adalah pesan dari sang mama.

Nyonya Besar
Kia, mama sama papa lagi ada pekerjaan di luar kota. Kalau kamu gak mau sendirian, nanti ajak temen kamu nginep.

Siap nyonya, tapi pulangnya kapan?

Nyonya besar
Nyonya pulang besok lusa😊

Baiklah nyonya


"Siapa?" Karina mencoba melihat ponsel Azkia. Tetapi sang pemilik sudah memasukkan ponsel itu ke saku roknya kembali.

"Mama." Jawabnya singkat. "Katanya Mama sama Papa ada pekerjaan di luar kota."

"Jadi lo di rumah sendirian dong?" Tanya Nesya.

Tentu saja Azkia mengangguk. "Kalian malem ini mau nginep di rumah gue gak?"

"Mau-mau aja sih kalau gue," Karina menjawabnya dengan santai.

Tatapan terakhir diberikan kepada Nesya. "Emm gue ikut aja deh, di rumah juga males."

"Oke, lo berdua mau pulang dulu apa gimana?" Tanya Azkia bersiap akan pulang.

"Gue pulang dulu, nanti abis itu ke rumah lo." Jawab Nesya cepat.

"Sama. Gue juga juga mau pulang dulu." Sahut Karina.

Azkia mengangguk paham, kemudian mereka bertiga berjalan beriringan keluar kelas. Setelah sampai di depan gerbang, ternyata mobil jemputan Karina dan Nesya sudah berada di depan.

"Gue duluan ya, jemputan gue udah datang nih." Karina menepuk lengan Azkia.

Sedangkan Nesya sudah lebih dulu naik ke mobilnya dan hanya melambaikan tangan kepada Azkia. Sekarang, tinggal Azkia sendirian berdiri di depan gerbang.
"Azkia." Panggil seseorang.

Merasa namanya dipanggil, Azkia segera menoleh ke arah sumber suara. Gadis itu hanya menoleh dan belum mengeluarkan sepatah kata pun. Ternyata yang bertanya adalah Danish. "Lo kenapa belum pulang?" Tanya Danish ketika sudah berada di samping Azkia.

"Lagi nunggu taksi."

Danish mengernyit. "Emang sopir lo gak jemput?"

Azkia mengedikkan bahunya. "Enggak kayaknya."

"Kalau gitu lo pulang bareng gue aja gimana?" Ajak Danish.

"Nggak Dan makasih. Gue bisa pulang naik taksi kok." Tolak Azkia secara halus.

"Hm oke." Jawab Danish lalu tetap diam di samping Azkia. Tentu saja itu membuat Azkia heran, untuk apa lelaki itu diam di sampingnya?

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang