Chapter 27 : Menyebalkan

6 3 1
                                    

Dirimu mengatakan bahwa aku menyebalkan, padahal tanpa kamu sadari kita sama-sama menyebalkannya.

~~~

Mendengar ada suara seseorang, Azkia spontan menoleh. Di sana ia melihat Danish yang sedang membuka helm full facenya. Lalu ia berjalan mendekat ke arah Azkia.

"Belum pulang lo?" Tanya Danish lagi kali ini dengan jarak mereka yang dekat karena ia berada di depan Azkia.

"Belum." Azkia menjawab seadanya.

"Dijemput?" Danish bertanya lagi lalu Azkia menggeleng.

"Terus lo pulang naik apa?"

"Helikopter." jawab Azkia singkat jelas padat.

"Lo pulang sama gue aja gimana?" Ajak Danish.

"Ngga mau."

"Kita searah loh?" Danish meyakinkan Azkia jika ia pulang bersamanya tidak akan membuatnya repot.

"Dih maksa." jawab Azkia membuat Danish sedikit mengulum senyumnya.

"Ya kalau nggak mau, yaudah." Danish pura-pura tidak peduli.

Cowok itu pergi meninggalkan Azkia seorang diri. Sedangkan, gadis itu tidak memedulikannya sama sekali. Bukannya pulang, Danish ternyata malah memerhatikan Azkia dari jauh. Di balik tembok dari seberang sekolah sambil duduk di motornya, posisi itulah yang sedang Danish lakukan saat ini.

Taksi tak kunjung lewat, Azkia sudah kesal sendiri untuk menunggunya. Dirasa pegal, gadis itu berjongkok dengan raut wajah frustasi.

Melihat itu, Danish menahan tawanya. Bagaimana ia tidak tidak merasa lucu? Tadi Azkia jelas-jelas menolak untuk pulang bersama. Tetapi, ternyata taksi yang ditunggu itu tidak kunjung datang.

Baru saja Azkia akan berjalan kaki, Danish memberhentikan motornya di hadapan Azkia. "Mau sampai kapan nunggu taksinya?"

"Sampe subuh."

"Nggak mau bareng nih?" Danish terus menanyakan hal itu.

"Gak mau."

"Ayo cepet, udah sore. Lo mau di sini terus?" Ini seperti terdengar seperti paksaan, namun Danish masa bodo dengan hal itu.

Azkia memandang Danish dengan muka masam.

Danish menghela napas dan memandang lurus ke depan, kemudian menoleh lagi ke arah Azkia. "Ayo naik, bisa gak?"

"Nggak mau!"

Kini Danish pun sama merasa frustasinya. Akhirnya ia turun dari motornya dan membantu Azkia untuk berdiri. "Ayo pulang, gue yang bakal nganterin lo."

"Iya-iya, dasar bawel." Azkia melepaskan tangan Danish dari bahunya.

Sungguh, sebenarnya hati Danish geli melihat kelakuan Azkia. Sebisa mungkin ia menahan tawanya.

"Kenapa? Kok kayak mau ketawa gitu?" Azkia menatap Danish penuh selidik.

Mendengar itu, Danish mencoba menormalkan raut wajahnya menjadi senormal mungkin. "Dih nggak, salah liat kali lo."

"Iya deh."

Danish mempersilahkan Azkia untuk naik ke motor. "Udah?"

"Udah." jawab Azkia.

"Lo gak pegangan?" Tanya Danish lagi.

"Hah?" Azkia bingung dengan pertanyaan Danish.

"Budek."

Mata Azkia langsung melotot mendengar itu. Tangannya tefleks mencubit pinggang Danish.

Cowok itu sedikit meringis. "Iya maksud gue, lo gak pegangan gitu ntar jatoh." jelas Danish.

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang