Kamu itu selalu bisa membuat semuanya menjadi lebih baik. Sejauh ini, kamu adalah yang terbaik. Terima kasih untuk semuanya ya.
~~~
Es krim yang mereka makan telah habis. "Udah sore, kita pulang yuk?" Ajak Nevan yang sudah bangun dari duduknya.
"Gue pengen beli minum dulu Van, haus banget."
"Yaudah, sekalian aja beli di warung depan deket parkiran itu," mereka berdua berjalan menuju parkiran.
Sesudah membeli air minum, mereka langsung naik ke mobil. Gadis itu meminum air yang ia beli tadi. Azkia menyandarkan kepalanya ke jendela mobil, lama-lama sepertinya ia mengantuk. Jadilah beberapa menit kemudian ia tertidur cukup pulas. "Azkia, lo mau makan du—" ucapan Nevan terpotong karena ia melihat Azkia sudah tertidur pulas.
Nevan yang melihat itu pun langsung menutup jendela mobil. Karena udara di luar cukup dingin. Setelah setengah jam, akhirnya mereka sampai di depan rumah Azkia. "Azki, bangun. Udah sampe nih," Nevan membangunkan Azkia sambil menepuk pelan pipinya. Gadis itu hanya menggumam tanpa berniat membuka matanya.
Akhirnya lelaki itu pun turun dari mobil dan membukakan pintu Azkia dengan perlahan. Setelah itu, ia menggendong Azkia ala bridle style. "Assalamualaikum," barangkali, Mama dan Papa Azkia sudah ada di rumah pikir Nevan.
"Waalaikumsalam," ternyata benar, mereka sudah berada di rumah.
Ceklek
Pintu terbuka, menampilkan Citra yang masih berpakaian rapi. "Eh itu Kia kenapa, Van?"
"Ini Tan, tadi Evan ajak Azkia jalan. Terus dia ketiduran, pas Evan bangunin tetep gak bangun," jelas Nevan.
"Kamu bawa aja langsung ke kamarnya di lantai atas. Duh maaf ya Evan, jadi merepotkan."
Nevan menggeleng, "Nggak kok, Tan. Anak Tante gak ngerepotin sama sekali," lalu tersenyum.
Citra pun ikut tersenyum mendengar itu. "Yasudah kamu ke lantai atas dulu aja, takutnya kamu keberatan."
Nevan mengangguk, Citra sedikit menyingkir untuk memberi jalan. Lelaki itu menaiki tangga menuju kamar Azkia yang berada di lantai atas. Sesampainya di depan pintu, ia pun membuka pintu itu dan langsung masuk ke dalam kamar. Ia menidurkan Azkia di kasur king size nya.
Nevan baru menyadari kalau Azkia tidur masih dengan memakai sepatu. Jadilah ia melepaskan sepatu yang Azkia pakai, dan menyelimuti tubuhnya menggunakan selimut. "Selamat tidur cantik," Nevan mengusap lembut puncak kepala Azkia.
Saat akan menutup pintu, Nevan memperhatikan Azkia sebentar baru menutup pintu tersebut. Lelaki itu turun menuruni tangga, dan berpapasan dengan kedua orang tua Azkia.
"Udah?" tanya Citra.
Nevan mengangguk lalu tersenyum, "Udah, Tan."
"Terima kasih ya, maaf merepotkan," Citra sekali lagi berterima kasih.
"Sama-sama, nggak sama sekali kok."
"Kalau gitu, Evan pamit pulang ya Om, Tante," lanjutnya sambil hendak menyalami tangan Citra dan Cakra.
Citra mengangguk. "Hati-hati, jangan ngebut."
"Iya Tante," sekarang giliran Nevan pamit kepada Cakra.
"Om, Evan pamit pulang dulu," Nevan hendak menyalami tangan Cakra.
Cakra mengangguk dan menepuk bahu Nevan. "Hati-hati."
Nevan pun mengangguk, "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Kemudian ia pun berjalan menuju ke pintu depan. Setelah itu ia bergegas naik ke mobil dan langsung menancap gasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Unexpected
Teen FictionAzkia Barsha Prameswari, dia anak tunggal. Suatu hari, ia tidak sengaja bertemu dengan Danish. Nama lengkapnya Danish Haidar Sakya. Danish merupakan ketua dari geng CCR. Sang ketua geng ini mulai mencoba mendekati Azkia. Namun, Azkia mencoba untuk t...