Pangeran Louis mematahkan ranting pohon yang berada di dekatnya, berjalan ke arah Alden dengan wajah datar tak berekspresi sama sekali. Tanpa berbicara apapun, sisi-sisi ranting yang masih tajam itu membawa goresan tipis ke rahang Alden.
"Layak untukmu, Darius." Louis bersuara dengan nada rendah dan remeh.
Tidak peduli dengan Ryder yang tidak lagi menahan Cassius, menarik pedangnya sambil berjalan ke arah mereka. Louis berbalik dan langsung tertelan oleh ilalang yang menjulang tinggi.
"Biarkan dia pergi, Ryder," kata Alden yang menghalanginya.
"Tapi, Tuan-"
Putra Mahkota itu memberikan kode kepada ksatrianya untuk tidak mengatakan apapun sedangkan dia yang berbicara, "Saya tidak apa-apa. Jangan melukainya."
Sosok bernama Ryder Forrest Ashleigh itu menghembuskan napasnya berat, tidak terpikirkan pola pikir keturunan kerajaan satu ini hingga menahannya untuk kedua kalinya terhadap orang yang sama.
Alden. Untuk pertama kalinya bertemu, dia nyaris terluka kalau tidak jeli melihatnya. Sekarang, dia terluka dengan goresan tipis dari ranting liar yang dipakai Arryn sebagai senjata.
Apa tuan mudanya ini berencana untuk mengorbankan dirinya demi orang yang tidak jelas asal usulnya itu?
"Kak! Ryder! Aku pengen pulang!"
Teriakan Cassius menyadarkan mereka berdua. Ryder yang sadar berkata, "Tuan Muda, mari kita kembali ke kerajaan. Luka Anda harus diobati."
Cassius yang sudah tidak tahan itu, beranjak dan menarik lengan ksatria untuk menemaninya mengambil kuda mereka. Sedangkan, Alden melihat kembali jalur yang diambil Arryn untuk kabur itu dengan tatapan menyendu.
Sudah terlalu telat untuk mengejarnya.
"Kak! Ayo! Aku pengen pulang!"
"Iya, Cassius."
Vie de Vereilles, Elysium
Kedua pangeran kebanggan Raja itu telah sampai di wilayah tempat tinggal mereka, serentak menapak di atas permukaan tanah dan membiarkan Ryder dan pengawal lainnya mengurusi kuda mereka.
"Ryder, tolong sampaikan pada Austen, aku menyukai kudapan yang terakhir dan menginginkan kudapan itu lagi hari ini," kata Cassius tiba-tiba, Ryder berbalik punggungnya.
"Baik, Pangeran. Akan saya sampaikan kepada Juru masak Windsor."
Anak bangsawan itu memekik bahagia setelah permintaannya akan dituruti oleh koki kerajaan kesukaannya itu. "Kak, setelah ini Kakak akan keluar lagi?" tanya Cassius basa-basi.
"Tidak. Saya akan berada di sini sampai besok pagi," jawab Alden setelah mengingat jadwal kegiatannya.
"Itu bagus. Catherine sudah terlalu merindukanmu, Kak. Kepalaku hampir pecah setiap hari mendengarnya mengeluh," kata laki-laki yang memang tengil itu berekspresi berlebihan memegang kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa
Fanfiction« LAST SOULMATE #1 STORY » Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar. "Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...