Sudah double upppp
Woodpine, Elysium
Louis berjalan mondar-mandir di dalam kamar mereka sekarang ini, sendirian sesekali menggigit ujung kukunya risau tiada tara. Mereka sedang berjalan-jalan di sebuah perumahan rakyat, menyapa mereka sekaligus membeli beberapa cinderamata untuk dibawa pulang ke Vie de Vereilles beberapa hari nanti.
Dia dan Alden juga tidak akan lama-lama di sini, memiliki untuk menikmati waktu mereka selama empat hari sudah lebih dari cukup.
Karena, mereka berpendapat bahwa setiap mereka bangun dari tidur dan setiap mereka akan memejamkan mata, orang terakhir yang mereka lihat akan selalu satu sama lain.
Itu saja sudah cukup sebagai salah satu fondasi rumah tangga mereka.
Namun, acara jalan-jalan sore hari itu harus dibatalkan dalam setengah perjalanan. Alden memintanya untuk bersamanya kembali ke istana dan Louis juga tidak berani membantah ataupun membukakan suaranya karena peka dengan rakyat di sekitar mereka tadi.
Itu hanya akan membahayakan mereka semua.
Sampai mereka memasuki aula istana, barulah Louis mengutarakan pemikirannya dan balasan yang dia terima diluar dari perkiraannya.
"Seorang dayang dibunuh di dapur kastil, Pangeran. Dia sudah meninggal dunia."
Louis langsung kaget mendengar berita tersebut, ingin dirinya menuju dapur kerajaan. Namun, Alden menghentikannya sebelum dia dan pengawal kerajaan yang memanggil mereka untuk pulang berjalan ke sana.
"Tunggu saya di kamar, saya akan menyelesaikan ini dengan cepat. Saya akan ke sana menjemputmu untuk makan malam," kata Alden dengan lembut dan perhatian membuat Louis memilih untuk mengangguk dengan lemah dan memundurkan langkahnya.
Kepalanya saat itu menunduk membuat Alden tersenyum tipis dan mengecup keningnya cukup lama sebagai obat permintaan maaf; sebelum Alden pergi bersama dengan pengawal kerajaan untuk mengurusi hal tersebut.
Sekarang langit sudah hampir terbenam seluruhnya, hanya terlihat sedikit cahaya darinya yang berusaha menerangi wilayah Woodpine; membuat Louis semakin gugup dan cemas.
Bukan karena takut Alden terlambat menjemputnya untuk makan malam, melainkan dia membutuhkan kedatangan Alden segera mungkin supaya dia mengetahui bahwa Alden baik-baik saja sekarang ini.
Louis tidak tahu di mana suaminya berada sekarang. Seorang dayang yang menemaninya di dalam kamar ini mengatakan bahwa Alden keluar dari kastil setelah beberapa menit dia sampai ke dapur, tidak ada yang tahu alasannya.
"Pangeran, duduklah terlebih dahulu. Putra mahkota akan segera kembali," ujar dayang tersebut yang hanya berdiri diam di samping pintu kamar; mengawasi pangeran tersebut dari jarak yang cukup jauh.
"Kapan Alden akan kembali, Gina? Ini sudah hampir malam, bagaimana jika pembunuh itu masih ada di sini?" ujar Louis yang sedikit emosi membuat dayang tersebut mendekatinya, membawanya untuk duduk di atas kursi yang tersedia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa
Fiksi Penggemar« LAST SOULMATE #1 STORY » Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar. "Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...