Haiii, ini last chap. Besok sudah epilogue soalnya.
Tahun 1548
Upper WorldLouis menatap sekitarnya, tempat itu terkesan luas dan tidak memiliki ujung, banyak kabut yang menutupi sampai ke mata kakinya yang semakin memudar seiring dia berdiri di sana sampai dia melihat bahwa dia berdiri di atas lingkaran dan ada anak tangga menurun di depannya. Empat pilar berdiri dengan kokoh di keempat sudutnya, semuanya berwarna putih gading dengan corak marble.
"Ini di mana?" tanya Louis yang menatap sosok gadis di sampingnya, tangannya masih menggandeng tangan gadis tersebut.
"Selamat datang, ini adalah Dunia Atas. Tempat aku lahir sebelum Ayah Alden menjagaku di dunia kalian," kata Neva dengan sambutan hangat.
Dia mengajak Alden menuruni beberapa anak tangga tersebut dan bergerak menuju jalan satu-satunya yang menghubungkan gerbang kedatangan dengan rumah God of Life."Oh, ada wajahku di sana!" kata Louis ketika melihat kiri dan kanannya terlihat rekaman semasa hidupnya, dia melihat kedua orang tuanya dan kemudian beralih pada kehidupannya hanya tinggal dengan Bibi Zoe. Lalu, sebatang kara sampai bertemu dengan Alden, berakhir pada detik-detik kematiannya ketika dia sampai pada ujung jalan lainnya.
"Kamu siap, Louis? Seseorang telah menunggumu di dalam," kata Neva yang menatap Louis sejenak, tersenyum tipis dan membuka gerbang yang terpahat tujuh malaikat di permukaannya.
Louis segera mengikuti Neva melewati ambang gerbang tersebut dan menuju sebuah ruangan yang luas dengan banyaknya patung yang berjarak dua meter setiap dia berjalan.
"Satu-satunya gerbang kelahiran dan kematian di sini hanya ada pada kediaman Paman Dheysus. Kalau Tuan ketemu dengannya nanti, harap maklum jika dia irit bicara," kata Neva yang mengajak Louis semakin menjauh dari gerbang yang menutup dengan sendirinya.
"Paman Dheysus ... maksudmu Dewa Dheysus?" tanya Louis dengan tatapan tidak percaya.
Neva mengangguk dan menghentikan langkahnya ketika Louis berhenti dengan mendadak. Gadis itu tersenyum ketika mengetahui sesuatu yang menahan diri untuk tidak meledak saat itu.
"Maaf terlambat menjemputmu, sepertinya kamu kebingungan. Saya Alden, senang bisa bertemu denganmu lagi ..., Louis," kata pria yang menggunakan pakaian yang sama seperti pakaian Neva. Hanya saja lebih sederhana dan berwarna biru muda.
Louis menatapnya dengan tatapan yang mengabur, segera berlari ke arah sosok pria yang amat dirindukannya selama nyaris satu tahun. Tanpa mengatakan apapun, Louis segera melompat dan sosok itu menangkapnya dengan sempurna ke dalam pelukannya.
"Alden, kau jahat, aku menjadi yang pertama pulang ke arahmu tahu," ujar Louis yang membenamkan kepalanya di ceruk leher Alden.
Sementara sosok tersebut hanya tertawa pelan, menepuk punggung dan bokong untuk menyamankan posisi Louis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa
Fanfiction« LAST SOULMATE #1 STORY » Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar. "Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...