Tapi, bo'ong.
Hehe, enjoy
Vie de Vereilles, Elysium
Arryn sungguh tidak berhenti-hentinya untuk mengeluarkan suara takjub dengan yang dilihatnya. Pemandangan di depannya sangat disayangkan untuk terlewat sebuah istana berlapis cat emas dipadu dengan coklat kayu berdiri kokoh dengan beberapa pengawal yang berjaga di posnya. Istana yang lebih besar dan lebih megah dari yang ditinggalinya selama ini.
Arryn tersenyum tipis, mengetahui jika negeri ini telah berkembang menjadi jauh lebih pesat dari sebelumnya.
Pintu gerbang tinggi berlapis coklat kayu itu perlahan terbuka; menimbulkan derit khas yang bahkan terdengar mewah, kuda yang ditungganginya bersama dengan Alden juga dibawa masuk ke dalam area istana dengan pengawal yang membungkukkan badannya hormat.
Alden berhenti setelah berbelok ke tempat penjagaan kuda, langsung turun dari kuda kesayangan itu dan membantu Arryn kemudian.
"Terima kasih," ujarnya yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Alden.
"Tuan Muda."
Suara tersebut bersamaan dengan suara tapak kuda yang menyita perhatian mereka berdua.
"Anda dipanggil oleh Raja di dalam," kata Ryder yang baru saja kembali dari luar kerajaan untuk mencari putra mahkota.
"Baik. Ada yang saya ingin katakan kepada beliau," ujar Alden dan menggandeng tangan Arryn untuk masuk ke dalam kerajaan melalui pintu utama.
Ryder diam-diam tersenyum ketika melihat tautan tangan tersebut, dia belum bisa menentukan dengan pasti seperti apa yang dimaksud Alden dengan menggandeng tangan sosok yang baru mereka temui kurang dari satu tahun.
Namun, itu adalah hal yang baik.
"Hey, Darius, kita akan ke mana?" tanya Arryn dengan berbisik kepada Alden, tubuhnya agak condong mendekat ke tubuh Alden yang berjalan dengan biasa saja. Berbeda dengannya yang seketika merasa aneh dengan semua orang di sini berhenti memberikan hormat.
Dia pernah diperlakukan seperti ini juga, tapi sudah lama dan semuanya terasa asing.
"Menemui Raja Elysium," jawab Alden yang berhenti di sebuah pintu yang dijaga oleh satu pengawal kerajaan, bersiap membuka pintunya bagi mereka.
"Apa? Aku hanya meminta untuk jalan-jalan, Darius," balas Arryn kemudian seketika panik ketika pintu itu terbuka dan menampilkan sebuah karpet merah panjang yang mengarah pada sebuah titik utama dari ruangan itu.
Alden hanya tersenyum tipis, "Tidak ada apa-apa, hanya bertemu."
Arryn seketika panik, lemas, dan kosong, pasrah ketika tangannya masih digandeng oleh sosok yang seenaknya membawanya kemari dan berhenti di kaki tangga yang pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa
Fiksi Penggemar« LAST SOULMATE #1 STORY » Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar. "Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...