= the journey of changing one's mind heart, self, or way of life
Forbidden Royale, Elysium
05:45 amDinginnya subuh saat itu karena efek pasca hujan yang melembabkan tanah area terlarang Elysium. Namun, satu-satunya manusia yang tinggal di sana telah memulai harinya dengan sebuah sapu di tangan dan kain lap tersampir di bahunya.
Louis memulai hari dengan membersihkan seluruh sudut di kastil tersebut, dimulai dari membersihkan ruang bawah tanah yang menjadi tempat persembunyiannya selama itu. Masa anak-anak sampai remajanya dihabiskan di sini karena sangat menakutkan saat itu.
"Sangat berdebu di sini, sudah berapa lama aku tidak membersihkannya?" dengus Louis yang sedang menggeser kembali lemari yang ada di sana setelah permukaannya dibersihkan.
Tidak perlu begitu lama, kemudian menghela napas begitu telah menjadi anak tangga paling bawah. Tersenyum ketika melihat begitu bersih ruangan tersebut. Lalu, menaiki tangga hingga sampai kembali ke lantai utama.
Dia baru mengetahui seberapa besar dan lebar istana yang pernah berjaya di Elysium ini. Sungguh butuh waktu yang cukup banyak untuk membersihkan seluruh ruangan yang ada. Bahkan menurut Louis akan memakan waktu sampai malam nanti.
"Mataharinya sudah muncul," ucapnya dengan pelan ketika melihat lantai istana disinari dengan cahaya oranye yang membentuk pola jendela. Dia melepaskan alat bebersihnya, kemudian berjalan pelan dengan kaki telanjang menuju cahaya tersebut.
Dia tersenyum tipis ketika melihat mentari yang muncul diam-diam di antara pepohonan. Rasanya menyenangkan bisa melihat bintang besar tersebut setelah melewati satu malam. Karena biasanya setelah tiga jam, istana ini akan dipenuhi dengan dua suara.
Namun kemudian, Louis mendatarkan wajahnya kembali, ekspresinya yang kembali datar dan menusuk. Dia mendengus ketika mengingat sesuatu yang mengganggunya dari kemarin malam.
Dia kembali berbalik badan dan mengambil sapu yang tergeletak di permukaan lantai. Dan menyapu permukaan lantai utama.
Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Biarkan saja dia melakukan apapun seenaknya, batin Louis sambil menarik kursi makan dan menyapu area tersebut dengan raut kesal yang tak ingin dia sembunyikan.
Biarkan saja, memangnya siapa yang akan melihat wajahnya ketika dia sendirian di sini?
Pada umumnya semua orang itu sama saja.
Pilihannya hanya ditinggalkan atau meninggalkan.
Louis mengenal hal itu dengan pasti, mengetahuinya dengan jelas.
Oleh karena itu, Louis tidak ingin memilih keduanya ketika bertemu seseorang. Karena tidak akan ada pilihan untuk tetap bersama.
Ya, itu yang Louis percaya sampai sekarang.
Dan seharusnya memang seperti itu.
Dia melanjutkan membersihkan kerajaan yang tertinggal ini dengan wajah yang bersungut-sungut. Namun, tidak berselang lama, hanya membutuh dua menit, dia kembali berdiri tegak dan menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa
Fanfiction« LAST SOULMATE #1 STORY » Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar. "Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...