🍁 24 | Monochrome Pallete

132 19 1
                                    

Halo, setelah tidak update tahun lalu, hari ini aku berpikir untuk update lagi sampai habis.

Sayang, sih kalau dianggurin.

"Berikan saya izin untuk mewujudkannya, heum?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berikan saya izin untuk mewujudkannya, heum?"

Arryn melepaskan genggaman tangan itu di bahunya dan berbalik; membawa kotak tersebut untuk disimpan di tempatnya tanpa sebuah katapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arryn melepaskan genggaman tangan itu di bahunya dan berbalik; membawa kotak tersebut untuk disimpan di tempatnya tanpa sebuah katapun.

Setiap tingkahnya yang terlihat kaku dan berantakan.

Sepasang mata yang terus-menerus melirik ke belakang.

Dengan tatapan gugup dan ragu kearahnya.

Menginginkan jawaban pasti dari sang pewaris kerajaan.

Pangeran Alden yang bersandar pada punggung bangku tersenyum kalem sembari memperhatikan setiap pergerakannya.

Menimbulkan salah tingkah bagi Arryn yang berusaha menjernihkan pikirannya.

Apa maksudnya? Ayah, dia tidak memiliki maksud lain yang tersembunyi, kan? batin Arryn yang berdiri di depan lemari yang tertutup menyimpan kotak obat.

Arthur, Anda mungkin benar. Saya terluka ketika melihat dia yang khawatir karena saya, batin Alden yang melihat punggung pemilik rumah yang merapikan isi lemari tersebut. Lalu melihat ke langit-langit interior kerajaan yang berdebu melanjutkan pemikirannya.

Tapi, saya juga senang melihatnya seperti itu. Perasaan inikah yang Anda rasakan ketika bersama Pangeran Nathanael?

"Ekhem," deham Arryn yang menyita perhatiannya.

Pemuda yang lebih tua itu berdiri di depannya sambil tangan yang memegang sebuah potongan kain lusuh.

Dia menguatkan cengkramannya pada kain tersebut. "Kau harus menunggu obatnya sampai kering terlebih dahulu. Setelah itu, kau boleh pulang," ujar Arryn kemudian pergi ke sudut ruangan yang penuh dengan tumpukan barang.

Darius bisa melihat dari belakang, Arryn tengah memilah tumpukan barang tersebut.

Sambil menekan perban yang berada di lengannya, dia berjalan melihat sekitar. Istana tua yang hanya dihuni oleh satu orang itu terlihat cukup rapi; hasil buah kerajinan Arryn yang membersihkan satu istana yang sangat luas ini.

[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang