« LAST SOULMATE #1 STORY »
Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar.
"Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...
Rain sih lagi malas menjalani hari, ntah kenapa, tapi tetap saja kan, update harus jalan.
Selamat membaca.
Ssttt, Cassius dan Lucian lagi, ya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Western Hummingbrook
Dengan Alden yang memimpin perjalanan, setelah menghabiskan setengah hari terus melanjutkan perjalanan mereka, terlihat sebuah gerbang dari tumpukan bebatuan di kedua sisi marka jalan.
Sebuah batu dari tumpukan tersebut terukir nama wilayah.
"Akhirnya, kita sampai," kata Cassius yang menatap nama tersebut.
Sebuah negara bernama Hummingbrook dan sekarang mereka berada di bagian barat negara tersebut. Oleh karena itu, sebuah ukiran Western Hummingbrook juga terlihat di bawah nama negara.
"Kita tidak bisa membuang waktu lebih banyak nanti. Saya dan Ryder akan berperang di barisan depan, sementara itu, Pangeran Lucian dan Cassius menjaga barisan belakang," kata Alden yang segera menyusun strategi perang.
"Kak, aku dengan Kakak saja atau dengan Ryder juga boleh," rengek Cassius yang mendapatkan tatapan dari semua orang di sana.
"Tidak. Kakak tidak mungkin membawamu di barisan depan atau Kakak menjaga barisan belakang. Ryder juga harus memimpin pasukannya di depan," balas Alden yang mendapat dengusan dari Cassius. Namun, Alden mengabaikannya, tidak punya waktu untuk meladeni manjanya sang adik dan mengalihkan pandangan pada Lucian yang hanya diam, "saya harap Pangeran Lucian mau bekerja sama dengan adik saya,"
"Baik, Pangeran," kata Lucian dengan singkat.
Pangeran muda dari Athana itu menatap Cassius yang menatapnya dengan datar dan percikan kekesalan di maniknya. Lalu, Cassius mengalihkan tatapannya dan bergerak setelah Alden dan Ryder telah berjarak sepuluh langkah dari mereka.
"Darius, Anda merencanakan sesuatu, bukan?" tanya Ryder setelah melirik ke belakang, adik dari putra mahkota yang dia dampingi dan seorang pangeran dingin saling menatap dengan ekspresi yang berbeda.
Ksatria Elysium itu menyadarinya ketika kedatangan Lucian membuat Cassius menjadi berbeda dari sebelumnya.
Cassius terlihat menjadi kaku dan datar ketika menyangkut Lucian.
"Tentu saja, saya merencanakan keberhasilan memerangi pemberontak," kata Alden dengan tenang melewati gerbang batu dan dengan begitu semua orang mereka juga perlahan satu per satu memasuki gerbang.
"Bukan itu maksud saya," bantah Ryder dengan pelan dan inderanya langsung meningkat, mereka berada di kawasan yang berbahaya.
Tidak memungkinkan jika daerah pinggiran ini aman, musuh bisa datang dari manapun.