Hello, puasanya aman, kan?
Forbidden Royale, Elysium
"Kamu serius?" tanya Alden yang masih tidak percaya dengan perkataan Arryn di depannya yang masih tersenyum manis.
Dan, Alden jelas langsung kalah ketika Arryn menjawabnya dengan pernyataan seperti itu, membuatnya berhenti untuk bernafas sejenak.
Perkataan gamblang darinya membuat Alden langsung merasa kikuk, menggandeng tangan Arryn ke tempat penginapan kuda putihnya yang tengah berdiri gagah di sana.
"Naiklah," kata Alden kemudian mempersiapkan pijakan kepada Arryn supaya bisa menaiki kuda putihnya.
Arryn tanpa berpikir panjang, langsung menaiki pijakan tersebut dan menunggu Darius untuk menaiki kuda yang menjadi transportasi mereka untuk sampai ke ibukota.
Namun, yang didapatinya adalah Alden yang mengikat pelana di sekitar leher kudanya yang bersih.
"Kau tidak akan naik, Darius?" tanya Arryn yang termangu ketika Alden memintanya untuk menggenggam tali yang terikat pada kuda. Alden sendiri masih setia di samping kuda kesayangannya itu, berniat menuntun mereka.
"Kamu serius ingin ke ibukota?" balas Alden dengan sebuah pertanyaan yang sama berkali-kali.
"Ya, aku serius, Darius. Jadi, sekarang lebih baik kau naik ke sini dan biarkan kuda ini jalan," kata Arryn yang sedikit berdecak karena pertanyaan tersebut yang terus-menerus terngiang di indera pendengarannya.
Melihat Arryn yang begitu kesal dengannya dan merenggut, Alden dengan lincah menaiki kuda putihnya dan berada di belakang Arryn.
Alden dengan mudahnya menarik Arryn untuk mendekat ke arahnya, lengan kanannya yang terbalut jahitan kain merengkuh pinggang kecil itu dengan mudah.
Tidak peka dengan Arryn yang mendadak menahan nafasnya dan mengencangkan pegangannya pada tali yang diberikan oleh Alden tadi.
Bahkan sampai saat Alden menjauhkan tangannya dari pinggang, Arryn masih mematung di tempatnya, tatapan matanya langsung kosong dan terlihat bergetar sedikit.
"Kita sudah boleh jalan, kan?" tanya Alden yang sedikit melirik ke depan supaya memastikan Arryn mendengarnya.
Dengan kaku, kepala di depan Alden itu mengangguk pelan.
Arryn terkesiap ketika merasakan sesuatu melewati kedua sisi pinggangnya, melihat ke bawah ternyata tangan Alden menjadi pelakunya. Dia merasakan sensasi yang menggelitik aneh ketika kontak fisik terjadi diantara mereka.
"Permisi," kata Alden yang cukup terlambat itu, dia semakin mendekatkan dirinya ke Arryn sampai tidak sadar bahwa dadanya menempel tanpa ruang pada punggung Arryn.
Jarak sedekat ini, Arryn bisa merasakan detak jantung Alden yang berirama dengan ketukan yang sama dan nafas yang keluar darinya.
Arryn meletakkan tangannya pelan di jantungnya yang terlalu bersemangat pagi ini, memompa terlalu banyak sampai tidak berirama detaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa
Fanfiction« LAST SOULMATE #1 STORY » Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar. "Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...