September 1547
Vie de Vereilles, Elysium
Perjalanan pulang Pangeran Alden memakan waktu cukup lama dan sampai ke ibukota ketika mentari telah berada di ufuk Barat, nyaris akan tenggelam dari cakrawala. Sang Ibu yang berada di halaman depan kerajaan menyambutnya dengan hangat, diikuti dengan jejeran dayang membungkuk hormat akan kedatangan sang putra mahkota.
"Dari mana, Alden? Ibu mendengar kalau kamu tidak bersama Ryder kali ini," ucap Ratu Scarlett setelah melepas pelukan sambutan tersebut, dengan tangannya yang masih mengait jari-jemari anak pertamanya.
Manik sang Ibu yang diturunkan kepada anaknya itu menatap Alden dengan penuh kasih sayang, tidak peduli bagaimana penampilannya yang kotor di beberapa sisi pakaiannya.
"Saya ada urusan diluar, Ibu. Ksatria Ryder saya minta untuk melatih para pengawal yang lebih muda, serta menguji keterampilan Cassius hari ini," kata Alden yang mengikuti Scarlett berjalan memasuki istana. "Ibu sedang berjalan-jalan tadi?" sambungnya setelah meminta salah satu pengawal kerajaan untuk mengurusi kudanya.
"Ibu melihat Ryder sedang berperang dengan Cassius tadi, sepertinya Cassius lebih senang memakai anak panah daripada pedang. Ibu tadi sedang mencari Catherine, ada yang mau Ibu bahas dengannya," balas sang ibunda yang berbalik dan meminta para pengikutnya untuk meninggalkannya berdua.
Pangeran dan Ibu permaisuri itu berjalan di lorong samping kiri bangunan. "Dia lebih mahir menggunakan anak panah, sepertinya dia terlatih untuk menimbang kecepatan angin dan kekuatan anak panahnya, untuk senjata alat jauh, Cassius menguasainya dengan cepat," sahut Alden yang berhenti di bawah teras belakang, melihat adik laki-lakinya yang sedang bertarung dengan tangan kanannya menggunakan sebilah pedang.
Raut wajahnya terkesan datar dan biasa, ketika mendengar suara gesekan dua pedang yang bersahutan dengan ganas.
"Cassius ingin menjadi seperti Kakaknya suatu saat nanti. Dia selalu mengatakan kepada Ibu bahwa Kakaknya adalah yang terhebat dan pantas menjadi penerus kerajaan," ucap sang Ratu dengan tutur katanya yang halus.
Tidak heran dengan latar belakangnya mengalir darah bangsawan di tubuhnya, diajarkan sejak dini bertutur kata dan berpendidikan sehingga rakyatnya menyanjungnya.
"Apa dia tidak mendapatkan camilan hari ini, Bu?" tanya Alden tiba-tiba, mengabaikan perkataan Scarlett tentang pandangan adiknya terhadapnya.
"Ibu dengar latihannya dimulai sejak selesai makan siang sampai sekarang, Alden. Ayah yang memintanya untuk latihan bersama Ryder untuk mengujinya," kata Ratu Scarlett yang melirik kearah Alden yang masih setia memindahkan memori latihan kedua laki-laki berbeda usia itu di lapangan luas.
"Ibu, bisa tolong katakan kepada mereka untuk datang ke dapur setelah tiga puluh menit nanti." Alden bersuara dengan tenang seperti biasanya. Sang Ibu yang kebingungan menganggukkan kepalanya. Setelah itu, anak pertama Ravenswood mengundurkan dirinya dari sana berdalih bahwa masih ada pekerjaan yang harus diurus. Scarlett yang mengetahui seberapa sibuk anaknya itu mengizinkannya dan berpesan untuk menjaga kesehatan.
Alden melangkah ke samping sisi lain bangunan dan menuruni anak tangga untuk mencapai dapur. "Juru masak Windsor," panggilnya ketika mendapati sosok pria yang sibuk di sana sedang mencuci alat makan.
Kekasih Ryder itu langsung menghentikan kegiatannya, segera mencuci tangannya yang berbusa. Meskipun, Alden telah mengatakan tidak apa-apa. Austen langsung bertanya, "Putra Mahkota, ada yang bisa saya bantu?"
"Tolong sediakan camilan untuk Ryder dan Cassius dalam tiga puluh menit. Mereka sudah latihan dengan baik hari ini. Lalu, minta Ryder untuk menemui saya di ruang baca setelah selesai membersihkan dirinya," pinta sang pangeran dengan tegas.
Austen mengulum senyumnya; selalu tahu bahwa ketiga anak Raja Edmund memiliki banyak kasih sayang dan perhatian untuk satu sama lain. Terkhusus pada Alden yang diluar terlihat cuek dan irit bicara. Dengan hati ringan dia berucap, "Baik, Putra Mahkota. Saya akan membuat kudapan ringan untuk mereka. Apa Anda juga mau?"
"Tidak perlu, saya akan langsung makan malam saja. Kalau begitu, silakan kembali melakukan pekerjaan Anda, Juru Masak Windsor, saya akan ke ruangan saya terlebih dahulu," jawab Alden yang masih merasa kenyang dan tidak begitu suka dengan kudapan ringan seperti halnya dilakukan Cassius tiap sore di sini.
"Baik, Putra Mahkota."
Anak pertama Ravenswood itu pamit undur diri, berpikir untuk membersihkan dirinya sebelum kembali sibuk dengan pekerjaannya yang terabaikan selama beberapa hari ini karena mengunjungi Forbidden Royale.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa
Fiksi Penggemar« LAST SOULMATE #1 STORY » Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar. "Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...