Northburry, Elysium
13:07 pm
Mentari menyilaukan teriknya ke setengah belahan dunia begitu juga menembus dedaunan sampai ke tanah subur Northburry. Ryder dengan senyuman lebarnya sedang membakar beberapa ekor ikan hasil tangkapan mereka bertiga setelah beristirahat di rumah tua.
"Heum ... baunya sampai ke sini," puji Arthur yang memejamkan mata menikmati aroma dari ikan yang sedang dibakar. Lalu, kembali mengipasi tangkapan hewan laut.
"Ikannya masih sangat segar," pungkas Ryder yang melihat warna ikan tersebut.
"Kita akan membawa sisanya kembali ke kerajaan."
Alden seorang diri menyiapkan wadah untuk menampung ikan bakar tersebut. Mereka membakarnya di belakang rumah tua setelah merasa tangkapan mereka telah cukup banyak. Mereka sepakat hari ini tidak memiliki jadwal kegiatan sebagai pangeran dan ksatria sampai tengah malam.
"Nathanael pasti senang dibawa ikan ini," celetuk Arthur yang membalikkan ikan tersebut dan mengipasinya lagi.
"Dia menyukai ikan?"
Satu-satunya pria yang telah berumah tangga itu menganggukkan kepalanya, "Aku rasa dia lebih menyukai ikan ini daripada suaminya. Sayangnya, tidak ada sungai di sekitar negara tersebut, sehingga Nathanael perlu membelinya dari luar negeri supaya mendapatkannya."
Alden mengangguk paham. Lalu, kembali duduk setelah menyiapkan peralatan makan mereka.
"Mari makan!" Ryder berteriak dengan semangat sambil membawa tiga tusuk ikan bakar yang telah matang. Hubungan persahabatan mereka bukanlah sebuah bentuk penindasan, Alden dan Arthur sama-sama tidak merasa bahwa merekalah menjadi raja. Oleh karena itu, mereka berdua memberikan reaksi positif ketika mendengar teriakan ceria Ryder.
Arthur yang tertawa karena Ryder jarang sekali memberikan hal-hal seperti ini setelah mereka lulus dari sekolah. Sedangkan Alden hanya tersenyum mendengarnya.
Bagaimanapun juga, dari mereka bertiga, Ryderlah yang paling muda meskipun jaraknya hanya beberapa bulan. Mereka bertiga berkumpul membentuk sebuah lingkaran dan duduk dengan beralaskan tanah kering.
"Selamat makan!"30 menit kemudian, mereka semua telah menyelesaikan acara makan siang mereka. Ryder izin untuk mencari beberapa bahan yang diinginkan oleh tunangannya selama di hutan Northburry.
"Bahannya sangat mahal dijual di sini. Kalau kamu mendapatkannya di sana, tolong bawa kemari. Bahan itu membuat cita rasa masakan semakin lezat."
Begitu yang dipesankan Austen ketika dia pamit untuk keluar tadi subuh. Akhirnya, dia meninggalkan kedua pangeran di belakang rumah tua sambil menikmati hawa panas karena mentari sangat terik di sini.
"Kata Cassius, kamu memiliki pasangan sekarang. Benar, kan?" tanya Arthur yang menegakkan tubuhnya sambil melihat ke sampingnya. Mereka sedang duduk di kursi nyaman.
"Tidak benar." Alden menjawab singkat.
"Siapa namanya? Aku tidak percaya omong-omong, karena Ryder juga mengatakan hal yang sama, kamu sering ke area terlarang itu, kan?" sambung sosok yang menyandang nama belakang Atkins itu lagi.
"Belakangan ini. Namanya Arryn, aku belum mengatakannya kepada Ayah," balas Alden dengan mata yang masih setia lurus kedepan, bisa terlihat Ryder yang cukup jauh dari mereka sedang mencabuti apa yang tertanam di dalam tanah.
Arthur berdecak, "Santai saja. Aku tidak akan mengatakannya kepada Paman. Tapi, kamu benar sering ke sana? Kenapa?"
Alden akhirnya memalingkan wajahnya, melihat kearah sepupunya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan oleh Arthur sendiri, "Karena aku ingin menyembuhkannya."
"Maksudmu?"
"Aku ingin menyembuhkannya," ulang Alden dengan mantap. Dengan tatapan yang sama.
"Dia bukan seperti ini. Dia pastilah anak yang baik dan ceria. Dia hanya terlalu lama sendirian dan menganggap siapapun itu berbahaya baginya," sambung putra mahkota tersebut dengan pasti dan penekanan di setiap kalimatnya.
Menandakan bahwa dia yakin.
"Tapi, kalau mendekatinya dengan pelan dan tulus, dia akan berubah dan kembali ke jati dirinya."
Arthur tersenyum diam-diam ketika mendengar jawaban sepupunya ini. Suara dan intonasinya, gurat wajah dan tatapan matanya. Tanpa perlu berargumen lebih banyak, dia tahu bahwa Alden tertarik dengan sosok Arryn ini.
Atau bahkan semua orang yang mengetahui hal ini, tahu tentang hal yang sama dipikirkannya.
Dia masih melihat Alden yang tenggelam ke dalam pikirannya sendiri. Merasa senang ketika mendengar berita baik ini, mungkin dia adalah salah seorang yang beruntung bisa mendengarnya langsung dari bibir Alden sekarang. Dia akan menjaga rahasia Alden.
Inilah kalimat yang tidak akan bisa Alden katakan kepada siapapun dengan sembarangan. Perjalanan Alden masih baru saja dimulai kalau ingin mendapatkan Arryn.
"Semoga kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan, sepupuku."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa
Fanfic« LAST SOULMATE #1 STORY » Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar. "Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...