Hi, apa kabar?
Semoga suka ya
Vie de Vereilles, Elysium
Setelah beberapa hitungan hari berlalu, Arthur dan Nathanael akan kembali ke rumah mereka. Langit mulai bersinar, memberikan kehangatannya setelah malam yang dingin karena hujan. Jajaran kuda yang menanggung beberapa prajurit yang datang bersama pasangan tersebut di punggungnya berderet di depan halaman kerajaan yang luas.
Nathanael yang masih berada di kamar tamu kerajaan; melihat deretan pasukannya dari atas sini hanya menghela napas pelan. Dia bersandar pada pembatas jendela yang sengaja dibukanya lebar-lebar. "Arthur, apa perlu sekarang pulang?" tanyanya yang melirik ke samping kanan.
Arthur tengah berkaca di sana setelah membersihkan dirinya. Subuh tadi, dia mengajak adik sepupunya, Cassius untuk berlari mengitari sekitar kerajaan, mengingat selama dia di sini, dia jarang menghabiskan waktu untuk berbicara dengannya.
Dia merapikan dasinya, rambutnya disisir rapi. Arthur melangkah ke arah Nathanael yang telah rapi lebih dulu, mengecup pipinya mesra dari belakang, sepasang tangannya merayap di sekitar pinggang ramping di depannya.
"Tentu saja, sayang. Winterbury membutuhkan putra makhotanya," jawab Arthur yang menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher yang tidak tertutup oleh kain pakaian.
"Tidak bisakah kita tinggal di sini satu hari lagi?" tawar Nathanael yang mengerucutkan bibirnya ketika kurang dari satu jam mereka akan menginjakkan kaki keluar dari Elysium.
Suaminya segera membalikkannya sehingga dua pasang mata itu saling bertemu; tidak lupa dengan ciuman singkat yang tidak pernah dilupakan Arthur sejak mereka menikah. Dan dia tidak pernah menolak semua perlakuan manis nan romantis suaminya.
"Bukannya awalnya kamu tidak mau berlama-lama di sini, heum?"
Nathanael menepuk bahu Arthur pelan. Bibirnya tidak bisa membalas, karena memang begitu awalnya dia mendiskusikannya dengan pangeran dari Porthaetgwidge dulunya. Alasan sederhana, karena Nathanael tidak terlalu dekat dengan keluarga Alden. Bahkan, bertemu dengan keluarga suaminya sendiri juga terhitung pakai jari karena kesibukannya yang mendarah daging sebagai putra mahkota.
"Kan, itu dulu. Tapi, ternyata di sini seru juga," ujar Nathanael yang tidak bisa kabur setelah malu mengakui perasaannya.
Arthur yang memeluk pinggangnya erat itu hanya tersenyum miring, pasangannya ini sangat mudah untuk merasa malu dan kemudian memerah panas.
Satu dari seribu alasan Arthur melabuhkan hati padanya.
"Memangnya ada apa?" Arthur bertanya dengan tatapan memuja berselimutkan jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa
Fanfic« LAST SOULMATE #1 STORY » Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar. "Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...