Sebelum besok libur sih. Jadi, Rain update dulu
Sudah lama, ya? Kalau kalian lupa, boleh dong, dibaca lagi chapter sebelumnya supaya ingat.
Eit, tenang saja, kalau tugas Rain sudah di-approve oleh pembimbing, Rain usahain untuk kembali
Angkasa masih gelap, sangat gelap untuk bisa dikatakan sebagai telah pagi dan harus kembali menjalankan aktivitas biasa. Seseorang merasa terusik ketika mendengar suara decitan barang dan ketika berbalik, menyentuh area kasur yang lain, mengerut kebingungan.
Mata hazel itu langsung terbuka ketika merasakan samping kasurnya terasa dingin dan sesuai dugaannya, kosong. Seharusnya ada seseorang yang berbaring di sana sekarang. Tanpa berpikir panjang, dia berbalik, langsung melihat sosok yang menjadi pendamping tidurnya sedang merapikan pakaiannya.
"Kenapa tidak kembali tidur?" tanya Nathanael—sosok tersebut—yang masih berbaring di kasur empuk di salah satu kamar kosong nan rapi Euthoria Palace ini.
Mereka memilih untuk menginap karena memang sudah dalam kesepakatan mereka menikmati waktu bersama sebelum sibuk dengan masing-masing pekerjaan.
Sosok yang tengah merapikan pakaiannya itu sontak berbalik, berjalan ke arahnya, berjongkok dengan satu kaki yang ditekuk ke atas. Setia melihat wajah pria manisnya yang terpapar oleh sinar rembulan dengan samar-samar.
"Apa aku membangunkanmu, sayang?" tanyanya yang mengusap surai rambut halus pasangannya.
Cantik.
Sangat cantik di matanya. Dan ucapan itu tidak akan pernah berubah sampai selamanya.
Nathanael menikmati usapan dari Arthur dengan memejamkan matanya, mendengar suara suaminya itu yang sudah segar dan jelas, membuatnya berasumsi kalau dia sudah terbangun 30 menit yang lalu. Berbeda dengannya yang serak. Dia membuka mata dan langsung melihat wajah tampan suaminya.
"Tidak. Aku hanya terbangun begitu saja," jawabnya yang memejamkan matanya kembali ketika merasakan sesuatu yang kenyal dan lembut berada di keningnya.
Dia merasakan jatuh cinta sekali lagi kepada orang yang sama sejak pertama kali berjumpa dengannya.
"Kamu sudah mau berburu?" sambung Nathanael yang seketika mengingat alasan Arthur bangun di pagi buta. Karena, ini bukanlah jam bangun Arthur, dia akan terbangun ketika tiga jam lagi.
"Iya, mereka sudah menunggu di depan," balas Arthur dengan nadanya yang lembut. Memajukan wajahnya untuk mengecup wajah di depannya.
Dari atas kening, sepasang pipi yang menggembil imut kesukaannya, pucuk hidung dan berhenti di ranum merah pucat karena belum menghidrasinya. Dia sengaja berlama-lama menempelkan bibir mereka.
Lalu, berhenti ketika mendapatkan pukulan pelan di dadanya. Terkekeh geli ketika Nathanael memilih menyembunyikan dirinya dibalik selimut tebal. Dia memeluk pasangannya itu.
"Baik-baik di sini selama aku tidak ada, ya. Mereka semua baik, kok. Kalau ingin jalan-jalan di luar kerajaan, tunggu aku, ya. Kita jalan-jalan bersama nanti," ucap Arthur yang terlihat bercanda. Namun, lawan bicaranya mengerti kalau pria ini sedang serius. Nathanael menurunkan selimutnya yang langsung mendapatkan ciuman di bibir sekali lagi.
Kali ini dia tidak berontak sama sekali. Arthur duluan yang melepaskannya.
"Aku pergi dulu. Kembalilah tidur, sayang." Arthur mengusap pipi dingin Nathanael karena cuaca Vie de Vereilles kali itu cukup dingin.
"Hati-hati di jalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa
Fanfiction« LAST SOULMATE #1 STORY » Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar. "Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...