Summer September 1547
Vie de Vereilles, Elysium"Kita sudah sampai, Tuan Muda."
Laki-laki berpakaian midnight blue dengan perpaduan putih di dasinya turun dari atas kuda yang ditungganginya selama sehari setelah mendengar berita dari tangan kanannya. Kehadirannya langsung disambut oleh jejeran pengawal yang telah menantikannya tanpa karpet merah membentang tidak lupa dengan cuaca di luar masih sangatlah panas.
"Tuan Muda Alden, bagaimana perjalanannya ke negeri seberang?" tanya seorang kepala pengawal yang berdiri di depan mereka.
"Baik. Acara pernikahannya berjalan dengan lancar. Bagaimana kondisi di sini?"
Sang kepala pengawal pun menjawab dengan tegas, "Semuanya baik, Tuan Muda. Raja telah berpesan kepada saya untuk meminta Anda bertemu dengan beliau di ruang utama."
Sang Tuan Muda pertama kerajaan tersebut mengusap leher kuda hitam di sampingnya sejenak, pandangannya turun melembut. Namun, kembali datar ke arah sang tangan kanan yang juga merupakan ksatria, "Bawa dia kembali ke rumahnya, Ksatria Ryder. Minta kepada pengurusnya untuk memberikannya makanan dan kandangnya dibersihkan."
"Baik, Tuan Muda."
"Tuan Muda Alden, lewat jalan ini." Kepala pengawal itu menunjukkan jalan yang dipenuhi jajaran anggota pengawal lainnya sampai ke gerbang pintu utama Kerajaan Euthoria.
Tidak berlama-lama, tepat di depannya setelah dibukanya pintu satunya lagi telah menampakkan seorang pria yang tidak lagi muda dengan jubahnya yang panjang menyentuh tanah berwarna merah darah telah duduk di singgasananya. Dua orang pengawal berdiri di samping kiri kanannya.
"Raja, Pangeran Alden telah sampai."
Kepala pengawal itu kembali keluar menjalankan aktivitasnya setelah sang raja memberi izin, menyisakannya dengan laki-laki yang berjubah biru gelap selutut. "Bagaimana pandanganmu tentang perjalanan ke Eclreivonia?" tanya Raja Edmund memulai pembicaraan.
Pangeran Alden yang berada di paling bawah anak tangga menjawab, "Negara yang ramah, pekerja keras, bertanggung jawab, dan tahu etika untuk bersantai, Raja."
Pandangan sang pangeran mengerut ketika sang Raja tertawa keras. Lalu, perlahan menuruni tangga hingga jubahnya terseret tanah. Tatapan mereka saling beradu.
"Bukan itu maksud Ayah, Alden," kata sang Raja yang melunakkan tatapannya yang terkenal tegas. "Tentang pernikahan sepupumu," sambungnya lagi.
"Meriah. Saya dan Knight Ryder menikmati acaranya, Ayah. Pangeran Arthur menitip salam kepada Ayah dan Ibu, mereka akan berkunjung kemari di lain waktu."
Sang Raja sekaligus Ayah itu menghela napasnya perlahan, "Kamu tidak merasa ingin seperti mereka? Usiamu dengan Arthur sama-sama dua puluh enam tahun."
Alden tersenyum tipis, maniknya memandang lurus jendela polos kerajaannya yang terbuka lebar di samping, "Saya belum mendapatkan yang cocok bagi saya, Ayah. Lagipula, tandanya belum muncul."
Raja Edmund pun hanya bisa tersenyum maklum, berpikir bagaimana putra sulungnya ini bisa mendapatkan tanda pasangan hidupnya kalau sebagian besar waktunya dihabiskan di dalam perpustakaan kerajaan ataupun ke taman belakang, sisanya digunakan untuk berburu ataupun mengatur wilayah Elysium.
"Ayah ingin kamu mendata penduduk di Middlebrough. Selama tiga hari kamu pergi, semua wilayah kecuali Middlebrough telah didata. Ayah ingin anak laki-laki di sini mengikuti program menjadi pengawal dan beberapa akan diangkat menjadi ksatria," kata Raja Edmund yang kembali pada topik utamanya setelah selesai berbasa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa
Fanfic« LAST SOULMATE #1 STORY » Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar. "Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...