Hi again, enjoy
Sungguh, Alden juga tidak mengerti apa yang terjadi dengannya.
Ketika bersama Arryn, dia ingin menceritakan semua yang terjadi di hidupnya pada pria manis itu.
Alden hanya ingin membagikan seluruh peristiwa yang terjadi sehingga Arryn tidak lagi merasa kesepian dan sendiri.
Sama seperti yang dilakukannya sekarang ini, menceritakan pengalaman semasa sekolahnya bersama dua sahabatnya.
"Northbury Arctic School, saya bersekolah di sana dengan mereka," ujar Alden yang berpindah posisi di menyangga pada jendela yang terbuka sambil melihat Arryn yang berlalu lalang di depannya.
"Sekolah itu masih ada sampai sekarang, ya?" Alden mengangguk ketika Arryn melontarkan pertanyaan baginya.
Pria itu menghela napas lega ketika membersihkan dinding-dinding ruangan yang tampaknya berdebu karena termakan waktu. Dia melirik Alden sejenak. Lalu kembali menyambungkan perkataannya, "Dulu Ayah mendaftar namaku ke sekolah itu, tentu saja sesuai dengan kurikulum untuk anak-anak. Sekolah itu adalah sekolah yang paling tua berdiri di benua ini."
"Ya. Saya juga bersekolah di sana sampai saya lulus."
"Oh, ya? Kira-kira di sekolah belajar tentang apa saja?" tanya Arryn yang kali ini menggantungkan sebuah figura yang ditemukannya di lemari.
Dia berbalik ketika tidak mendengar apapun dari sosok yang kerap berkunjung ke tempatnya. Pandangan Darius membuatnya sadar satu hal, dia segera tersenyum tipis dan berkata, "Tenang saja. Aku tidak begitu menyukai namanya sekolah."
Mampu menangkap kalau dia masih enggan untuk bersuara karena mengambil topik pembicaraan yang tidak pernah dia lakukan. Arryn menyambung, "Dulu aku sering berpura-pura sakit atau bersembunyi di dekat sungai untuk tidak pergi ke sekolah. Karena, para guru di sana sangatlah ketat dan tidak boleh bermain terlalu sering."
"Belajar Aritmatika, Literatur Kuno, Filosifo Kehidupan dan Bahasa, Ilmu Pengetahuan Dasar, Pelajaran Olahraga dan Melindungi Diri, Sosial dan Tatanan Masyarakat dan Agrikultur," sahut Alden yang menderetkan serangkaian pelajaran yang dipelajarinya semasa sekolah.
Arryn langsung meringis ketika mendengar pelajaran yang tidak pernah didengarnya.
"Banyak sekali," desisnya yang tidak bisa membayangkan bagaimana Alden dan teman-temannya belajar semua itu.
"Aku pernah membaca Literatur Kuno yang tersimpan di kotak besar. Rasanya membosankan sekali, tapi karena tidak ada yang bisa dilakukan. Mau tidak mau, buku itu selesai dibaca," tuturnya sebagai tambahan selama dia berada di lantai bawah tanah.
"Buku-buku itu berbicara tentang kajian literatur era 1200-an yang dimulai oleh Paul Sigertons, kemudian ada Irish Atkins, Kevin Chavanas pada tahun 1300-an." Arryn kembali melanjutkannya dan menghampiri Alden yang masih setia di tempatnya menatap Arryn secara gamblang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.0] ✔️ Last Soulmate | JoongHwa
Fanfic« LAST SOULMATE #1 STORY » Sang Makhota Pangeran mengalami jatuh cinta. Ini pertama kalinya dan itu dengan sosok yang arogan dan bertingkah kasar. "Alden, waktumu akan habis, bukan? Kamu tidak akan lahir kembali ke dunia ini lagi bukan? Apa tidak...