BATU KESEDIHAN 15.

86 10 0
                                    

   

🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

  Mendadak semua anak diam dan duduk di bangkunya masing-masing sambil memberi salam.

"Ya, baiklah. Hari ini kita ulangan harian PPKN."

"Huuu ... " Teriak anak-anak.

"Ya Allah, mudah-mudahan Bebebku bisa." Celetuk Vita.

"Huuu ... "Teriak murid-murid yang lain.

"Ada apa ini? Di suruh ulangan malah teriak-teriak, ada apa Vita?"

"Oh, gak pak. Itu aduh..."

"Bicara yang jelas kamu Vita." Tegas pak Dudung.

"Itu pak, Imam dan Agung sedang berkompetisi." Sahut Vita dan menjelaskan masalahnya.

"Oh, bagus itu. Baiklah, kalau begitu. yang lainya ulangan yang ada di papan tulis yang bapak kasih soal-soalnya. Jawaban pakai kertas kosong. Iman dan Agung akan bapak kasih pertanyaannya baru, agar jawabannya tidak sama dengan yang lain. Iman dan Agung mengerjakannya di bangku depan menghadap teman-teman yang lain. Ini kertas pertanyaannya dan kerjakan dengan baik dan benar."

'gila Pak Dudung, gue di kasih soal yang berbeda biar gak bisa nyontek. Bodo amat ah yang penting gue sudah berusaha' pikir Agung sambil berusaha menjawab.

Akhirnya ulangan tersebut di mulai dengan penuh hikmat.

                   ^_^^_^^_^

   Rupanya kedatangan Anggara telah tercium oleh Ki Dagol yang sengaja menengok Ratih.

"Assalamualaikum. Nenek Rose, Punten." Sambil mengetuk pintu.

Muncullah Ratih dengan begitu cantiknya membukakan pintu.

"Masyaallah, neng Ratih. Kau cantik sekali. Benarkah ini kamu, nak? Kau sudah sembuh nak?"

"Ki Dagol" Ratih datang memeluknya layaknya seorang anak yang sudah lama tak bertemu.

"Syukur atuh Gusti, kau telah menampakkan kebesaran mu. Oh, Ratih. Akhirnya kau kembali anakku."

"Terimakasih ki, Aki sehat?"

"Soal Aki tak penting, yang penting kamu sehat. Terimakasih Tuhan." Tak henti-hentinya Ki Dagol berucap syukur.

"Silakan masuk, Aki?"

"Baiklah."

"Kemana Ibumu?" Tanya Ki Dagol.

"Ibu sedang ke sungai, ki."

Tak berselang lama munculah Nenek Rose di temani Anggara yang sedang membawakan cucian baju.

"Ratih, Ratih...." Teriak ibu dari arah samping rumah. Ratih dan Aki Dagol segera menghampiri.

Pupuh Cinta Untuk IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang