"Pak guru?"
"Selamat sore Pupuh, bagaimana kabarmu? Boleh bapak masuk."
"Oh, iya pak guru. Silahkan masuk!" Duduk pak Guru!"
"Terimakasih Pupuh, pak guru senang kalau kamu sehat seperti ini. Nenekmu sudah sehat?"
"Eh, ada pak guru."
Tiba-tiba Agung, Iman, dan Vita datang.
"Lho! Kalian di sini!"
"Selamat sore pak Guru." Ucap Iman bersalaman di ikuti yang lainnya.
"Sore anak-anak."
"Mereka menjenguk Pupuh pak Guru." Sahut Nenek di sudut kamar.
"Mari Nek kami bantu."
"Terimakasih anak-anak."
"Sore Nenek, nenek sudah sehatan."
"Ya, beginilah pak guru. Penyakit sudah tua. Anak-anak bisa tinggalkan kami berdua. Pupuh, ambilkan pak Guru air minum."
"Baik Nek."
Entah apa yang di bicarakan pak Guru dan Nenek. Mereka asik bicara hingga selepas magrib mereka kembali pulang.
^_^^_^^_^
"Ratih, aku berangkat dahulu. Ingat kau gak usah keluar-keluar rumah kalau kau mau sesuatu tinggal bilang kepadaku biar aku yang order dan kirim buat kamu."
Sejak kegagalan penculikan Pupuh sudah tiga bulan Ratih hidup bersama Anggara. Saat Anggara pergi tiba-tiba pintu rumahnya ada yang mengetuk.
"Tok... tok... "
Bel pun beberapa kali berbunyi. Ratih yang belum sempat mandi segera membuka pintu.
"Selamat pagi."
Ratih sedikit terkesiap melihat wanita cantik dengan rambut bercat berdiri di hadapannya.
"Iya, selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu."
Wanita tersebut langsung menerobos masuk. Ratih tambah terkejut dan menyusulnya masuk.
"Maafkan aku, jika aku menerobos masuk ke rumahmu. Perkenalkan nama aku Tina, Martina lengkapnya." Ucap wanita tersebut sambil menjulurkan tangannya.
Dengan perasaan aneh Ratih menjulurkan tangannya dan mereka berjabat tangan.
'Bukankah ini wanita yang berbicara dengan Anggara di luar pagar kemarin' pikir Ratih.
"Ratih, Purwatih. Bukankah itu nama kamu?"
Ratih memicingkan matanya seraya mengangguk perlahan.
"Kau pasti bertanya dari mana aku mengetahui namamu dan siapa aku?"
"Kau tak perlu heran, aku mengetahui semua rahasiamu dan kita pernah bertemu saat di Tasik. Saat aku berkaraoke dengan suamimu Biantoro Pramana, aku tahu! kau sudah menikah dengan Anggara, kalau aku boleh kasih saran lebih baik kau tinggalkan dia. Menjauh darinya itu lebih baik."
Ratih tambah bingung dengan peryataan Tina. Dengan seksama Ratih memperhatikan Tina tampak luka di kiri pipi bagian bawah mendekati leher yang sebam kebiruan.
"Maksudnya? Tanya Ratih.
"Dia bukan pria baik dia gembong narkoba."
"Apa?" Ratih mengerenyitkan dahinya seakan tak percaya.
"Aku iba melihatmu, bukankah kau juga habis sakit. Kau belum berubah, kau masih terlihat cantik, jauhilah dia kalau tidak kau akan menderita seperti aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pupuh Cinta Untuk Ibu
General Fictionᴮᵒˡᵉʰ ᶠᵒˡˡᵒʷ ᵈᵘˡᵘ ˢᵉᵇᵉˡᵘᵐ ᵇᵃᶜᵃ ˢᵘᵖᵃʸᵃ ᵗⁱᵈᵃᵏ ᵏᵉᵗⁱⁿᵍᵍᵃˡᵃⁿ ᵃᵘᵗʰᵒʳ ᵘᵖᵈᵃᵗᵉ 🎀༘⋆ 𝐏𝐮𝐩𝐮𝐡 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐈𝐛𝐮 𝐛𝐲 𝐓𝐚𝐳𝐤𝐢𝐚 𝐀𝐳𝐳𝐚𝐡𝐫𝐚 • BLURB • Kisah perjuangan seorang anak yang tidak diinginkan kehadirannya, Pupuh kawih suku Sunda di...