Untuk membalaskan dendam ku pada manusia keparat itu.
"Tunggu-tunggu! Apakah Ratih masih hidup." Tanya Bian.
"Aku tidak tahu, kak? Aku tidak tahu nasib keluargaaku." Saca mendadak menangis mendengar hal itu.
Nenek pun ikut merasakan hingga ia pun turut bersedih.
"Yang aku tahu keluarga Abah Prawiranegara telah terkubur tanah bergerak itu." Sahut Saca sambil terisak menangis.
"Terus uang itu untuk apa? Tanya Biantoro.
Akhirnya Saca mulai mengutarakan niatnya untuk balas dendam.
^_^^_^^_^
Sesampainya di terminal Bekasi Nenek dan Pupuh segera pergi ke toilet, tanpa di sadari mereka dua pasang mata tampak sedang mengawasinya.
"Jambul, lihat! Ada mangsa nih!"
"Tenang, serahkan pada jambul. Botak."
Mereka segera mendekati Pupuh, Pupuh yang merasa sedang di dekati segera mendekap tasnya.
"Sudah, Nek. Sekarang giliran ku."
"Ya, sana. Nenek tunggu di sini!" Sambil melihat alamat yang hendak di tuju dan mencari angkot jurusan yang di tuju. Lalu duduk.
"Abang maaf, saya mau bertanya?"
Jambul yang merasa ada kesempatan langsung beraksi sambil mendekat dan menggeser tas milik Nenek.
"Iya, ada apa Nek?"
"Ini Bang, apakah angkotnya no. O5 B lewat sini? Tapi dari tadi Nenek tak melihat angkotnya."
"Oh, benar Nek. Angkotnya di sebelah sana. Itu tuh! Dari tukang bakso belok kiri, di luar terminal, Nek." Sambil memberi petunjuk arah letaknya.
Tapi, tanpa di sadari Nenek tasnya sudah mulai hilang.
"Ya, sudah Nek saya mau ke sana dahulu." Ucap Jambul sambil berlalu pergi.
Nenek yang belum sadar hanya bisa menunggu Pupuh. Pupuh yang baru keluar dari toilet langsung panik.
"Nenek, lho! kemana tasnya?"Tuh kan, Nenek. kenapa terledor?"
"Aduh! Nenek lupa, Pupuh. Bang, lihat orang yang berjambul tadi tidak?"
Nenek bertanya kepada penjaga toilet.
"Kenapa memangnya, Nek?"
"Jambul? Laki-laki yang pakai jaket Levis belel itu." Tandas Pupuh.
"Iya." Ucap Nenek.
"Aduh... Nenek, dari tadi Pupuh sudah curiga dengan mereka. Mereka pasti yang mengambil tas kita, Nek."
"Lain kali hati-hati Nek, ini Jakarta. Penjahatnya banyak" Sahut penjaga toilet.
"Nenek, tunggu di sini!"
"Pupuh kau mau kemana?"
"Sebentar, Nek. Aku gak akan lama."
Pupuh keluar dari tempat tersebut dan berusaha mencari kemana maling itu pergi.
"Oh, Tuhan. Kemana si jambul itu pergi?" Sambil berjalan terpincang-pincang yang membuat perhatian orang sekitar.
"Ada apa neng?" Tanya beberapa orang.
"Lihat orang berjambul tidak, pak?"
"Tidak neng."
"Mereka mencuri tas ku, Bang."
"Wah, neng. Hati-hati di sini kota."
"Iya, neng. Banyak pencuri."
Ucap Beberapa orang. Saat Pupuh melintasi beberapa toko dan ruko ia melihat orang yang berjambul dan ia mengejarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pupuh Cinta Untuk Ibu
General Fictionᴮᵒˡᵉʰ ᶠᵒˡˡᵒʷ ᵈᵘˡᵘ ˢᵉᵇᵉˡᵘᵐ ᵇᵃᶜᵃ ˢᵘᵖᵃʸᵃ ᵗⁱᵈᵃᵏ ᵏᵉᵗⁱⁿᵍᵍᵃˡᵃⁿ ᵃᵘᵗʰᵒʳ ᵘᵖᵈᵃᵗᵉ 🎀༘⋆ 𝐏𝐮𝐩𝐮𝐡 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐈𝐛𝐮 𝐛𝐲 𝐓𝐚𝐳𝐤𝐢𝐚 𝐀𝐳𝐳𝐚𝐡𝐫𝐚 • BLURB • Kisah perjuangan seorang anak yang tidak diinginkan kehadirannya, Pupuh kawih suku Sunda di...