MERANTAU 20.

85 11 0
                                    

🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

"Hai, ada apa ini?"

"Banyak bacot Luh, terima ini!"

Sebuah pukulan hampir mendarat di wajah Deren. Dengan sigap ia tepis dan perkelahian di Gang Mujair pun terjadi.

"Bangsat Lo, punya nyali juga Lo bocah baru."

"Tunggu-tunggu! sebentar Man, apa salah saya?"

"Banyak tanya lo, lo kan yang membuat teman kita tertangkap."

Tiba-tiba tiga motor tersebut mengelilingi Deren sambil membawa samurai.

'Waduh! Apa yang mesti aku lakukan?'

"Hai... Jangan buat onar di gang Mujair."

Tiba-tiba seorang warga berbadan tegap berteriak sambil membawa bambu dan batu menimpuki motor tersebut. Membuat Gang motor tersebut lari, karena panik.

"Bang**t awas Lo terima ini." Sebuah ayunan samurai hampir saja mengenai perut Deren ia tangkis dengan sebungkus nasi yang ia beli dan membuat nasi itu berantakan. Untung ia tak terluka.

"Woi... pergi Luh!" Teriak pria tersebut sambil berlari ke arah Geng motor, yang membuat mereka kabur berlalu.

"Awas Lo! ketemu di jalan mampus lo." Teriak salah seorang dari mereka.

^_^^_^^_^

Setelah kejadian tersebut Deren kembali ke kontrakannya. Ia baringkan tubuhnya sambil menatap lampu dan langit-langit kontrakannya.

"Ya Tuhan, ternyata hidup sendiri merantau itu tak mudah" gumamnya.

"Aduh, perutku berbunyi. Kalau aku beli nasi lagi uangku tak akan cukup untuk esok. Ah, sudahlah!"

Deren pun membuka kardus mie yang berisi beberapa pakaian miliknya. Ia mengambil sebuah bungkusan yang di balut sapu tangan biru, dibukanya sapu tangan itu dan sebuah kardus rokok yang berisikan sebuah kalung hati bemata berlian di tengahnya. Sungguh sebuah kalung yang indah.

"Alhamdulillah Ibu, kalung ini masih bersamaku. Walaupun ibu jauh aku merasa ibu dekat di hatiku. Ya Tuhan lindungilah ibu, kakak, dan keponakanku. Apapun yang terjadi aku tak'akan menjual kalung ini, Ibu aku kangen."

Tiba-tiba saat ingin menaruh kalung di pembungkus rokok."

"Apaan nih?" Sebuah surat terselip di dalam pembungkus rokok."

"Deren Anakku, kejarlah mimpi dan cita-cita mu setinggi langit. Jangan biarkan situasi dan kondisi membuat padam semangatmu, lakukan yang terbaik menurutmu. Ibu ikhlas memberikan kalung permata berlian pemberian mas kawin Appa mu. Hanya itu harta yang ibu punya, gunakanlah dengan bijak. Doa ibu menyertaimu.

Pupuh Cinta Untuk IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang