SECUIL KEBAIKAN 45

29 11 0
                                    

Kita kembali ke bukit Salam di mana semua kembali ke kampung halaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita kembali ke bukit Salam di mana semua kembali ke kampung halaman.

"Kini uyut Sekar Ayu telah tenang di alam sana, sebelum ia berpulang ia sudah menemukan buah hati anak semata wayangnya yaitu ibu Rose Mala dan cucu-cucunya. Ia juga berpesan ingin di makamkan di samping pusara suaminya di bukit Salam ini." Tutur Biantoro.

Suasana haru masih menyelimuti kedukaan di wajah mereka.

"Sudahlah Nenek, aku juga merasa terpukul akan kepulangannya" ucap Ratih.

"Kalian tahu, aku telah banyak berdosa telah menelantarkannya. Sekarang ia telah berkorban menjadi wanita yang terhormat. Ibuku tetap memberikan kebaikan pada apa yang ada di hadapannya, ia wanita kuat tidak seperti aku." Ujar Nenek Rose yang duduk di kursi Roda di dampingi Ratih dan Saca.

"Sudahlah nek! Semua orang juga tahu. Yang beliau harapkan sekarang adalah kesembuhan Nenek dan lihat! Kita bisa berkumpul bersama kembali. Ada mertua ibu yaitu ibu Sri, ada kak Ratih, dan kak Bian. Mereka telah bersatu kembali." Sahut Saca.

Ratih dan Bian saling tatap dan tersenyum malu di hadapan orang tua mereka.

"Saca benar Rose, kita harus mensyukuri apa yang sudah Gusti Allah tetapkan. Ada kelahiran pasti ada kematian, begitulah siklus kehidupan. Yang terpenting sekarang adalah kebahagian mereka." Timpal ibu Sri.

"Oh, Sri. Kau juga wanita tangguh. Kau bisa melewati semua cobaan hidup setelah apa yang Abah lakukan terhadap kalian. Kesabaranmu, kerja kerasmu, lihatlah sekarang! Siapa yang membiayai operasiku dan rumah sakit kalau tidak kau."

"Sudahlah Rose! Tak baik mengungkit yang telah tiada kita sama-sama doakan, agar dosa-dosa mereka di ampuni yang maha kuasa." Jawab ibu Sri.

"Amin." Jawab mereka serentak.

"Tapi, bagaimana dengan anak kita Bian?" Celetuk Ratih.

"Tenanglah Ratih, kepolisian sedang memburu Anggara."

"Aku yang telah menelantarkan anakku sendiri, setelah aku mengetahui kau berselingkuh dengan Marlina. Hidupku hancur, aku tak ingin melihat wajahmu yang ada pada Pupuh. Kalian sangat mirip. Mulai saat itu aku berusaha menggugurkan kandunganku dan apakah kaki Pupuh efek dari obat-obatan yang aku minum, nek?"

Nenek menganggukkan kepala sambil mengelap air matanya.

"Oh, Tuhan. Apa yang telah aku perbuat?"

Semua diam terharu dalam diri masing-masing, hingga--

"Semua ini gara-gara Anggara Permana manusia laknat itu, manusia kejam pengedar Narkotika. Ia telah merekayasa semua kejahatannya bersama Abah, mereka tak suka hubungan kita Bian." Tegas Ratih.

"Sudahlah! Tak baik membicarakan keburukan orang yang telah meninggal, lebih baik kita berd'oa semoga Pupuh segera di ketemukan." Lanjut Biantoro.

Tiba-tiba terdengar suara dari luar rumah yang tak asing di telinga mereka.

Pupuh Cinta Untuk IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang