KETULUSAN CINTA 46.

39 11 0
                                    

"tidak" Pupuh berteriak kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"tidak" Pupuh berteriak kencang.

Pupuh mendekat,

"Kau salah Ki Dagol! Dia bernasib sama sepertiku, di hanya salah satu korban dari kejamnya dunia ini. Apakah kalian ingin membuat dosa kembali?"

"Pupuh, apa yang kau lakukan? Kau tak mengenal manusia biadab ini. Sudahlah! Keponakanku, kau jauhi dia." Tandas Saca yang tiba-tiba turun dari teras rumah panggung.

"Rupanya kau berhasil memainkan kelicikanmu, Anggara. Kau apakan anak ini." Ujar Ki Dagol sambil berjalan sedikit pincang.

"Tidak! kalian salah." Pupuh menjadi emosi.

"Pupuh menjauhlah, kau tidak tahu siapa dia? Dia adalah--"

"Pengedar Narkoba, penjahat yang membunuh Ayah, penjahat yang membuat ibu gila terpasung selama sepuluh tahun, penjahat yang membuat Nenek terlunta-lunta hidupnya, begitu?"

Semua di buat bingung dengan ucapan Pupuh dan keberanian Pupuh.

"Apakah kalian sadar apa yang membuat bapak seperti itu?" Teriaknya kembali.

"Pupuh, sudahlah! kau tak perlu membela aku. Aku pantas mendapatkan ini semua." Sanggah Anggara.

"Tidak bapak, aku hanya menyerukan kebenaran. Aku tidak ingin melihat kebencian dan dendam di antara kita, aku tidak ingin ada Anggara atau pupuh-pupuh yang lain. Aku ingin semuanya berakhir cukup sampai di sini. Sampai kapan kita menaruh dendam dan berkonflik, tidak cukupkah bencana yang membuat mata hati kita merenungi setiap jengkal hidup ini. Aku tak ingin melihat anak-anak haus kasih sayang, karena terampas oleh keadaan."

Tiba-tiba terdengar suara kencang yang mengagetkan mereka semua.

"Dorrr..."bunyi suara tembakan.

"Pintar sekali kau berucap anak kecil. Lepaskan dia, Aki-aki peot!"

"Awuuu..."

Semua di buat teriak dan berjongkok mendengar suara tembakan.

"Codet!" Gumam Anggara.

"Lepaskan dia Aki-aki atau anak ini mati."

Codet tangan kanan Anggara segera mendekap Pupuh dengan bengisnya.

"Lepaskan!"

"Diam kau bocah! Atau Lo kepingin mati. Aku salut dengan keberanian mu, bocah. Kau ingin jadi pahlawan, haha... itu tidak mungkin, kau belum mengerti nikmatnya hidup ini. Bukan begitu Bos?"

"Codet apa yang kau lakukan?" Sahut Anggara yang terlepas dari dekapan Aki Dagol.

"Tenang Bos, semuanya akan berakhir hari ini. Bukankah Bos ingin membuat mereka semua mati, dan membalaskan dendam kematian kedua orang tua Bos. Minggir kau Aki-aki" teriaknya pada Ki Dagol.

"Jangan gila kamu, Codet."

"Hai, Bos. Mengapa jadi cengeng seperti ini? Apakah karena kau benar-benar mencintai Ratih? Lihat Bos! Ia sudah kembali bersama si Biantoro itu, rupanya dia mempunyai nyawa dua belas hingga belum mati dia saat kau tabrak. Dan kau, Brewok. Kembalikan uang yang kau curi dari kami, cepat! Aku sudah bilang Bos bunuh saja dia, dan lihat apa yang ia lakukan pada kita. Tak tau berterimakasih dia."

Pupuh Cinta Untuk IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang