NENEK SAKIT 33.

79 11 0
                                    

Tiga bulan telah berlalu setelah kepergian Purwatih kondisi tubuh Nenek mulai ringkih.

"Sudah Nek, Nenek istirahat saja. Biar Pupuh yang menjual kecimpring ke pasar."

"Tapi bagaimana dengan sekolahmu?"

"Nenek gak usah pikirkan tentang itu, aku akan lebih bahagia bila Nenek sehat. Pupuh berangkat dahulu ya, Nek."

"Berhati-hatilah hari masih gelap."

"Pupuh tersenyum. Jangan lupa obatnya di minum ya, Nek!"

Sesampainya di pasar.

"Kecimpring-kecimpring jajanan jadul yang murah, sehat dan alami." Ucap Pupuh berulang-ulang.

"Pupuh-Pupuh kau bersemangat sekali."

"Kalau bukan diri kita yang menyemangati diri kita, kepada siapa lagi kita menyandarkan diri."

"Ya, kepada Gusti Allah atuh Pupuh."

"Kalau soal itu Pupuh juga tau ece ( mbak ), maka dari itu kita mesti bersemangat."

"Sini ece, sekalian pupuh teriakan daganganya biar cepat habis. Kecimpring-kecimpring jajanan jadul yang murah, sehat dan alami. Di sini juga ada dodol Garut yang pasti enak. Ayo, ayo, merapat."

Tiba-tiba Pupuh berdiri dan mulai nembang Pupuh Lambang yang terdiri dari empat baris atau delapan baris padalisan yang mempunyai watak/ sifat becanda, lawakkan.

        
         Seblak / Pupuh Lambang

Bapa ibu sadayana
Para pedagang nu eman
Sim kuring gaduh tebakan
Sok didanggu ku sararea
Iwalna Kabeh aratah
Seblok cai di cabeyan
Ladana kabina-bina
Sok tebak naon ngarana

Ah, etamah meni gampang
Kabekina putra Emang
Indungna ge sok miluan
Diresep ku budak ngora
Mun indungna sok di caram
Karunnya kanu di handap
Bisi panas patuangan
Eta teh seblak ngarana

                     By. Tazkia & Layla

Artinya ;

Bapak ibu semuanya
Para pedagang yang baik
Diri saya punya tebakan
Coba di dengar semuanya
Awalnya semua mentah
Kasih air di cabein
Pedasnya minta ampun
Coba tebak apa itu namanya

Ah, itusih gampang
Makanan anak Abang
Ibunya juga suka ikutan
Sangat di sukai anak muda
Kalau ibunya suka di larang
Kasihan sama yang di bawah
Takut sakit perut
Itu sih Seblak nanya

"Aduh-aduh..., Pupuh-Pupuh dikirain apaan? Kasihan sama yang dibawah. Gak taunya sakit perut." Ucap si ece di sampingnya.

"Waduh, pasar kita jadi bersemangat gara-gara Pupuh." Ucap salah satu pedagang.

"Tak hanya menghibur Pupuh pun suka membantu para pedagang." Sahut yang lain.

"Sini ibu saya bantu mengangkat dagangannya."

"Ibu kuat sekali kepalanya mengangkat kerupuk sebanyak ini, ini berapa kilo ibu?"

"Ada sepuluh kilo nak Pupuh."

"Wah... ! ini sih hebat. Hati-hati ya, Bu!"

"Nak Pupuh tolong bapak, nak!"

Teriak seorang pedagang.

"Tolong apa pak jangkung? Bikin hati deg-degan kalau ada yang minta tolong.

"Biasa tolong buangkan sampah."

Pupuh Cinta Untuk IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang