PENCULIKAN 28

77 11 0
                                    

🤍🤍🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🤍🤍🤍

"Bapak? Bukan kah itu bapak? Bukankah bapak sedang di kota?" Pikirnya.

"Pak kumis bisa kah kita berhenti sebentar! Aku ingin bertemu bapakku."

Pak kumis dan ibu gendut saling pandang.

"Ah, kamu ini salah lihat Pupuh."

"Aku gak salah lihat pak, aku yakin itu bapakku."

"Aduh, Pupuh.... Kalaupun itu bapakmu ia pasti akan menemuimu, dan kalaupun itu bapakmu pasti kau akan bertemu denganya. Ibumu hanya berbelanja pasti mereka akan menemuimu di rumah tante."

Pupuh sedikit merenung.

"Sudahlah! kau tenang, nanti sesampainya di rumah kau bebas mau makan apapun yang kau mau. Tante Gendut telah menyiapkan boneka yang banyak untuk kamu."

"Benarkah itu Tante!"

"Oh, iya dong!"

Belum beberapa lama perjalanan tiba-tiba terdengar suara menggelegar dari belakang mobil.

"Aduh, suara apa itu pak?" Tanya Tante.

"Aduh... sial sekali kita, Tante. Pasti bannya pecah."

"Gimana tidak pecah bannya, akses jalannya seperti rolerkoster di sini. Ya sudah kau turun lah, coba kau tenggok itu ban." Sahut Tante dengan logat Bataknya keluar.

"Hei, Pupuh. Kau diam di dalam aku mau bantu si kumis ganti ban."

Pupuh hanya menyeringai mendekat ke jendela apa yang sedang terjadi.

"Gimana tidak kempes orang yang naik saja seperti si Arnold kerbaunya Iman, besar." Gerutu Pupuh.

'Gimana ya kabarnya Iman?' Pikirnya.

Saat Pupuh termenung tiba-tiba ia melihat seseorang yang ia kenal.

"Agung, Sedang apa dia?"

Pupuh pun membuka mobil dan berteriak.

"Agung...."

Tante Gendut dan pak kumis terkejut melihat Pupuh turun dan berteriak.

"Hey, hey, mau kemana kau Pupuh?" Ucap tante Gendut.

"Ada temanku Tante, tunggu sebentar!" Pupuh berjalan mendekati Agung di sebrang jalan.

"Aduh... gawat, kumis. Kau susul tuh anak pincang itu, nanti ia kabur."

"Terus ini bannya siapa yang benerin, Tante."

"Pan*e lah kau, aku kau suruh ganti ban. Yang benar saja kau, kurang ajar sekali kau sama majikan kau ini."

"Ya, sudah tenang tante. Jangan buat dia curiga nanti juga dia kembali."

"Ko, kamu bisa tenang begitu. Aku pegang kata-katamu, awas kalau tak kembali! Aku akan tinggalkan kau di hutan ini."

Pupuh Cinta Untuk IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang