BAHAGIA DAN SEDIH 42

30 11 0
                                    

    Ibu Sri bersembunyi ketakutan di belakang Saca, Ki Dagol jalan sempoyongan dan diam mematung penuh kotoran tanah dan darah serta tubuh yang lunglai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Ibu Sri bersembunyi ketakutan di belakang Saca, Ki Dagol jalan sempoyongan dan diam mematung penuh kotoran tanah dan darah serta tubuh yang lunglai.

"Hai hai hai, pucuk di cinta ulampun tiba. Rupanya kau di sini Brewok. Pantasan kita sudah mencari kesana kemari tak kunjung bertemu, rupanya kau sudah menjadi orang hutan. Haha...."

"Sedang apa kau Botak di sini?"

"Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, hehe... aku akan mendapatkan bayaran tinggi dari Bos Besar."

"Tidakah kau sadar Bos Besarmu sedang di buru kepolisian?"

"Dari mana kau tahu, Brewok?"

"Aku juga seorang bandit sama sepertimu Botak, lihatlah sekelilingmu! Mereka adalah anak buahku."

Botak segera melihat beberapa orang lelaki yang tidak lain adalah para warga yang diam sambil memegang sebilah golok dan arit di tangan mereka.

"Saca, apa maksud kamu?" Bisik ibu Sri.

"Ibu Sri, tenanglah! Aku hanya memancing dia."

"Saca, itukah dirimu? Oh, Nenek Rose.Ternyata anakmu yang sulung masih hidup." Gumam Ki Dagol bahagia walaupun masih keheranan.

Tiba-tiba Nenek Rose datang di teras rumah panggung.

'Rose, kau kah itu? Syukurlah, itu berarti kau telah bertemu anakmu Saca.' pikir Ki Dagol tersenyum.

"Ki Dagol?" Nenek Rose berlari ke arahnya.

Melihat hal itu si Botak yang mengenali Nenek Rose.

Dorrr

Bunyi suara tembakan mengenai Nenek Rose.

"Rose, awas...!" Teriak ibu Sri.

"Ibu..." Teriak Saca panik.

Melihat hal itu Ki Dagol melemparkan golok Samber nyawanya ke arah si Botak dan tepat mengenai perutnya.

Arghhh

Botak tersurung mengerang kesakitan, walaupun demikian ia masih bisa berucap.

"Kurang ajar kau terima ini!"

Dorrr dorrr

Botak yang masih memegang senjata kembali melepaskan tembakan ke arah Ki Dagol, namun tembakannya meleset.

"Nenek..." Teriak ibu Sri.

"Ibu..." Teriak Saca.

"Ibu..." Teriak suara dari belakang si Botak.

Tiba-tiba Deren datang.

"Dorr dorr...!"

Sebuah tembakan di lepaskan Deren ke arah tangan si Botak yang sedang memegang senjata. Rupanya golok Ki Dagol tak membuat ia tumbang, namun kali ini membuat dirinya tersungkur tergeletak jatuh tak bernyawa.

Pupuh Cinta Untuk IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang