13

22 4 0
                                    


Xie Xia seperti mendapat firasat buruk --- ia tidak akan benar benar terkena flu 'kan?

Kesehatan tubuh pemilik asli juga tidak terlalu bagus, terkena hujan sedikit saja sudah sakit. Keadaannya sekarang tidak lebih baik dari tubuh aslinya dulu.

Ia menoleh,menatap Xie Hengyu dengan pahit, matanya mendapati pemuda itu menekan bibirnya dalam dalam seolah berkata : Aku tidak bermaksud menyumpahi Paman kecil.

Xie Xia kembali mengenakan kacamatanya, dengan suara sengau ia berkata, "Ayo segera pulang ke rumah."

Hujan turun dengan lebatnya, hanya dalam hitungan menit suasana menjadi gelap karena curahan air deras dari langit.

Karena sebelumnya cuaca sangat terik, Xie Xia hanya memakai satu lapis baju berupa kemeja lengan pendek yang sedikit longgar. Karena terkena guyuran air hujan, jejak samar air membasahi kain tipis kemeja itu.

Meskipun hujan turun, sulit rasanya meredakan panas yang terasa menyengat dalam waktu singkat. Pakaian Xie Xia yang basah melekat di kulit, hembusan angin AC mobil membuatnya kedinginan.

Xie Hengyu seolah bisa melihat ketidaknyamanan Paman kecilnya, ia mengambil sehelai mantel dari kursi depan lalu berkata, "Paman kecil, kalau kau tidak keberatan, lepaskan bajumu yang basah dan pakailah mantelku"

Perjalanan mereka masih cukup jauh dan hujan yang turun sangat deras membuat mobil tidak bisa melaju kencang. Xie Xia merasa bimbang sejenak sebelum menerima niat baik pihak lain, ia pun melepaskan kemejanya yang basah.

Xie Hengyu menyodorkan mantel pada Xie Xia dengan pandangan mata sedikit turun. Ia melihat lengan Xie Xia yang terbuka berwarna putih pucat seolah-olah tidak pernah terpapar sinar matahari. Ia bahkan bisa melihat pembuluh darah berwarna biru pucat pada bagian dalam siku serta titik titik kecil darah.

Entah bagaimana apa yang terlihat membuat Xie Hengyu teringat sejenis ikan hias kecil transparan yang pernah dipeliharanya di rumah, kecil cantik dan rapuh.

Xie Xia yang mengenakan pakaian Xie Hengyu merasa sangat tidak sesuai sama sekali. Meski pemuda itu masih seorang mahasiswa, tulang tubuhnya berkembang pesat. Pakaiannya menjadi sangat kebesaran untuk dikenakan, ia harus menggulung lengan mantelnya berkali kali sebelum merasa cukup nyaman.

Setengah jam kemudian mereka baru sampai di vila. Hujan masih mengucur deras dan Xie Xia baru masuk rumah saat mendengar suara Xie Cui, "Xiao Xia, kau cepatlah pergi mandi air hangat. Lao Qin segera buatkan air jahe panas."

Dalam hati Xie Xia berkata tidak perlu bertindak seheboh itu, ia cukup minum obat flu. Namun sejatinya ia sendiri tidak memiliki keyakinan yang cukup terkait stamina tubuhnya, karena itu ia segera pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya dengan air hangat.

Ia tidak tahu apakah airnya terlalu panas atau bagaimana, tetapi begitu keluar dari kamar mandi kepalanya pusing dan sedikit sakit. Ia memegangi hidungnya saat menghirup air jahe hangat, rasa pedas menyengat tenggorokan, membuatnya merasa lebih buruk.

Karena itu Xie Xia mengaduk isi lemari untuk mencari obat flu, meminum dua pil sekaligus sebelum membaringkan tubuhnya ke ranjang, berharap besok pagi terbangun dalam keadaan lebih baik.

Namun otak Pak dosen Xia masih berkabut, ia memiliki fantasi yang tidak realistis. Tidur dalam keadaan pusing dan linglung lalu terbangun di tengah malam karena merasa tenggorokannya sangat kering seperti terbakar. Ia pun beringsut turun dari tempat tidur untuk mencari air minum.

Hanya saja ia tidak ingat dimana menaruh mug gelasnya sebelum pergi tidur tadi. Ia berjalan bolak-balik di kamar dan tidak juga menemukan tanda-tanda keberadaan mug gelasnya, alhasil ia pun keluar dari kamar menuju ke ruang keluarga untuk mencari gelas di meja kopi.

||TAMAT|| ANTAGONIS PENYAKITAN ENGGAN KERJA KERAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang