Xie Hengyu tersedak, ".....Ada di rumah, tidak dibawa."
Setelah menyahut, "Hmm," Xie Xia tidak bicara lagi. Kemarin- kemarin otaknya berkabut dan hatinya semrawut, tidak memperhatikan kalau gelas yang dipakai di rumah sakit berbeda dengan yang di rumah, sekarang baru teringat dan ia sekedar bertanya.
Tapi sepertinya Xie Hengyu berpikir terlalu jauh, "Paman kecil.... hanya menyukai termos gelas itu?"
"Hmm?" Xie Xia sedikit bingung, "Aku hanya terbiasa menggunakan jenis gelas seperti itu, dulu....."
Ia hampir saja berkata," Aku selalu membawa termos gelas saat mengajar di kelas, air di dalamnya selalu hangat, sangat nyaman meminumnya begitu selesai mengajar." Ia buru -buru menekan bibirnya, menelan kembali kedua kalimat itu. Pak Dosen Xia merasa sakit telah membuat otaknya bodoh, ia nyaris mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya dikatakan.
Xie Hengyu menunggu Xie Xia meyelesaikan perkataannya dengan wajah sedikit bingung, namun Xie Xia menyudahi dengan segera, "Aku mau tidur."
Xie Hengyu langsung membantu merapikan selimutnya, "Aku akan pergi mandi. Selamat beristirahat, Paman kecil."
Karena tubuhnya terasa segar dan nyaman, Xie Xia tidur dengan cepat, saat esoknya terbangun .....
Sebuah termos gelas yang akrab di matanya, ada di atas meja samping tempat tidur.
***
Pak Dosen Xia dirawat lebih dari dua puluh hari. Karena fisiknya yang lemah, proses pemulihannya pun berjalan lambat, setelah dirawat hampir sebulan, akhirnya Jiang Huai mengizinkannya pulang.
Hari itu Xie Hengyu membantunya mengurus administrasi kepulangan, sopir pun sudah menunggu di lantai bawah. Karena selama dirawat sebagian besar waktunya dihabiskan untuk beristirahat, beberapa fungsi tubuhnya, seperti berjalan sendiri tanpa bantuan, sudah kembali. Namun dokter Jiang menyarankannya untuk terus beristirahat setiba di rumah, jangan bertindak lengah hanya karena pneumonia-nya sudah sembuh.
Dalam hati Xie Xia menggerutu, kau tidak perlu mengatakannya, Hengyu, si bocah tengik sudah lebih dulu melakukannya. Selama periode waktu ini, bocah tengik Hengyu mengawasinya dengan begitu ketat, suatu hari saat ia merasa badannya semakin segar, ia sama sekali tidak diizinkan untuk tidur terlambat, Bocah tengik itu setiap malam memaksanya untuk tidur tepat pukul sepuluh malam, tidak boleh lebih barang satu menit pun.
Saat ini, Pak Dosen Xia yang terkurung dalam ruangan hampir satu bulan lamanya, akhirnya keluar dari rumah sakit. Ia berdiri di depan pintu sambil melihat sekeliling. Ia sama sekali tidak menduga keadaan di sekitarnya sudah berubah, ia masuk rumah sakit di akhir musim panas dan keluar di awal musim gugur.
Ujung dedaunan pohon Ginkgo yang tumbuh subur di halaman rumah sakit mulai menguning.
"Paman, kenapa kau tidak segera masuk ke mobil?" Xie Hengyu melihatnya berdiri di tempat tak bergerak segera menghampiri, "Ayo masuk, di luar dingin."
Xie Hengyu mendorongnya untuk masuk ke dalam mobil , dalam hati Xie Xia menjawab --- ini baru awal Oktober, dingin itu kalau ada angin berhembus-- baru saja ia hendak bilang jangan meributkan hal kecil, tepat saat akan membuka mulut, entah darimana angin kencang berhembus tiba tiba, membuatnya kontan terbatuk-batuk.
Xie Hengyu menundukkan wajahnya seraya berkata, "Kalau kau batuk lagi, aku akan minta kau dirawat setengah bulan lagi."
Xie Xia buru buru menutupi mulutnya.
Meski pneumonia-nya sembuh, tapi tetap saja penyakit itu pernah dideritanya Xie Xia, batuk kecil yang tersisa dari 'sejarah' penyakitnya tentu tidak bisa dihindarkan. Namun Xie Puppy selalu gugup setiap mendengar Xie Xia batuk, seolah-olah meninggalkan efek samping yang membekas dalam ingatannya.