Xie Xia 16Jiang Huai dipenuhi duka dan kemarahan. Pria ini merasa telah masuk dalam perangkap Xie Cui, intimasi romantis yang tersaji di depannya jelas bukan sebuah adegan yang seharusnya dialami seorang dokter pribadi!
Namun kemudian ia berpikir mengenai nominal uang yang ditawarkan Xie Cui padanya, ia menjadi ragu, tawaran pekerjaan dengan bayaran menggiurkan semacam itu jarang ada, yah meskipun....ia terpaksa menelan makanan anjing...well, memang ada apa dengan makanan anjing?
Asalkan Bos besar memberinya gaji tinggi, tidak ada yang perlu ia ributkan. Bahkan andaipun harus menjadi ahli bedah anjing, ia tidak akan keberatan!
Setelah melakukan konseling psikologi sendiri, Dokter Jiang Huai mendadak merasa mie dalam mangkuknya terasa lezat kembali, ia mengulurkan sumpitnya untuk mengambil mie, memasukkannya ke mulutnya dengan antusias lalu makan penuh semangat.
Xie Hengyu berkerut, ia menatap Jiang Huai dengan pandangan aneh, "Apa yang membuat Dokter Jiang begitu bahagia?"
Jiang Huai secepat kilat menghabiskan mie di mangkuknya lantas berdiri, "Tidak ada apa-apa. Setelah Pamanmu selesai makan, aku akan mengecek suhu tubuhnya, kalau tidak lagi demam, aku akan segera pulang dan menyiapkan laporan hasil pemeriksaan medisnya."
Xie Xia mengambil roti isi dari tangan Xie Hengyu, karena merasa kepalanya sudah jernih dan bisa berpikir lurus ia menyahuti perkataan Jiang Huai, "Tidak usah. Aku sudah sehat. Kau bisa pulang ke rumah."
"Tidak bisa begitu." tolak Jiang Huai, "Hanya karena Anda pikir semua baik-baik saja maka aku tidak perlu memeriksamu lagi. Bersikaplah patuh, kalau tidak, bagaimana nanti aku harus bertanggung-jawab pada Dagemu, tolong mengertilah."
Xie Xia tak bisa berkata-kata, ia berpikir tindakan Dagenya yang sampai mempekerjakan seorang dokter pribadi untuknya sebenarnya terlalu berlebihan. Apalagi pilek dan panas adalah hal umum yang acap kali terjadi padanya, tidak perlu menimbulkan banyak drama karenanya.
Namun tentu saja ia tidak ingin menyelisihi saudara laki-lakinya itu, setelah dengan patuh menjalani pemeriksaan suhu dan tidak tidak ada demam serta ketidaknyamanan lainnya, Jiang Huai pun membereskan barang-barangnya dan bersiap pergi, "Telepon aku kapan saja kalau kau merasa tidak nyaman lagi." pesan sang dokter.
Diluar hujan sudah berhenti sepenuhnya, matahari bersinar terang. Xie Hengyu mengantar Jiang Huai sampai ke depan pintu, begitu melihat dokter itu sudah pergi ia menutup pintu lalu berkata, "Paman kecil tidak boleh kerja berat, jangan sering sakit. Karena kalau kau sakit, aku harus melihat dokter Jiang ini."
Apa menurutmu aku bisa memilih dan memutuskan akan sakit atau tidak? Xie Xia menggerutu dalam hati. Detik berikutnya ia menatap Xie Hengyu dengan tatapan menyelidik, "Kau tidak mau bertemu dengannya?"
"Tentu saja tidak. Kemarin malam saat aku meneleponnya, dia seperti merasa enggan untuk datang. Saat di rumah sakit, dia juga tidak mengacuhkan kata-kataku saat aku memintanya untuk tidak mengajukan banyak pertanyaan pada Paman. Kalau Ayah tidak punya hubungan dengannya, aku akan menyuruh Ayah menggantikannya."
Alis Xie Xia sedikit berkerut, dalam hati ia menyimpulkan pemuda ini jelas masih menyimpan dendam. Pak dosen Xia berusaha menenangkannya dengan berkata, "Sudah, sudah, tidak apa-apa, itu hanya masalah kecil dan sepele, jangan dimasukkan ke dalam hati."
"Apa di mata Paman kecil semuanya adalah perkara sepele yang remeh?" Xie Hengyu menyahut. Entah apa yang terlintas di benaknya, namun ekspresi wajahnya berubah serius saat berkata dengan suara sangat lembut namun jernih dan jelas, "Termasuk ketika berurusan dengan Zhou Hong di pesta resepsi, ketika orang itu dengan suara lantang menjelek-jelekkanmu di depan banyak orang. Lalu perkara tersangka yang meracuni anggur yang juga telah dengan sengaja memutar balik fakta untuk menjebakmu. Apa di mata Paman kecil, kesemuanya itu adalah perkara sepele?"