55

6 1 0
                                    

Kau Masih Berani Menganggapku Anak Kecil?

♤♤♤♤♤

Xie Xia yang tiba tiba saja dipeluk seketika tertegun. Sekujur tubuhnya sedikit lunglai.

Xie Hengyu tidak lagi memanggilnya Paman kecil, tapi langsung namanya.

Tidak seperti yang sudah-sudah saat pria muda ini memanggilnya Xie Xia dengan nada menggoda, intonasinya kali ini terdengar serius. Xie Hengyu seperti benar-benar serius meminta, agar dirinya berhenti membuatnya khawatir.

Xie Xia menekan bibirnya, semburan emosi tak terkatakan menyebar di relung hatinya, untuk beberapa saat ia tidak berani menyuarakan kata-kata.

"Bisakah kau lebih memikirkan dirimu sendiri?" Xie Hengyu bertanya seraya melepaskan pelukannya, "Utamakan dirimu dulu, tolong, bersikaplah egois, oke?"

"Aku ....," apel adam Xie Xia bergerak- gerak, pandangan matanya mengelak gelisah, ia berhenti lama sebelum melanjutkan, "..... ini yang terakhir."

"Kalau begitu, ini terakhir kali juga aku mempercayaimu." Xie Hengyu menatapnya lekat-lekat selama beberapa lama, sorot matanya nyaris seperti terbakar, "Atau jangan salahkan aku, kalau aku harus mengambil tindakan paksa."

Xie Xia mengangkat matanya, berpikir tindakan paksa seperti apa yang akan diambil anak ini? Apa dia akan memperlakukannya seperti tahanan?

Apa sekarang plot cerita berubah dari "menendangnya keluar rumah" menjadi "memenjarakannya di rumah"?

Meski ia jarang keluar rumah, bukan berarti ia mau dikunci di dalam saja. Xie Xia mengakui tindakannya yang bodoh, ia pun tidak mau berdebat dengan Xie Hengyu yang keras kepala, karena itu dengan patuh ia menyahut lembut,, "Aku mengerti."

Ekspresi wajah Xie Hengyu sedikit melunak, ia melihat perban di dahi Xie Xia, "Apa masih sakit?" tanyanya.

"Tidak terlalu, rasa sakitnya masih dalam batas normal, " Xie Xia lalu bertanya dengan hati - hati, "Saat ini apa yang kita.... apa aku perlu datang ke kantor polisi?"

Xie Hengyu tidak langsung menjawab, ia tiba-tiba mendekat lalu mencium lembut bibir Xie Xia.

Xie Xia dibuat tertegun oleh ciumannya yang tiba-tiba, tubuhnya seketika membeku. Sudut matanya masih menangkap keberadaan sosok Jiang Huai berdiri di pintu, ia ingin mengingatkan anjing kecilnya kalau masih ada orang lain diantara mereka.

Tapi Xie Hengyu tidak memberikan kesempatan untuk bicara, pria muda ini bahkan mengigit lembut bibirnya seolah sedang menghukumnya.

Bibirnya seperti sedikit tersengat, sebelum nafas hangat Xie Hengyu menutupinya, ujung lidahnya yang lembut menjilat tempat yang ia gigit, seakan-akan ingin memberinya rasa manis setelah mendapatkan hukuman.

Tubuh Xie Xia seperti kebas dibuatnya, pikirannya pun menjadi kosong, ia bahkan sampai lupa menarik nafas. Jiang Huai menatap mereka dengan muka gelap, lalu memutar tubuhnya untuk berjalan keluar dan menutup pintu ruangan.

....Ah sungguh memalukan.

Ciuman itu berlangsung lama, Xie Xia sangat yakin anjing kecilnya memang sengaja. Baru setelah nafas Xie Xia terdengar tersengal, Xie Hengyu melepaskannya. Dengan ujung jari, Xie Xia mengusap sudut bibirnya, kulitnya memerah dari pipi sampai telinga, "Apa yang kau lakukan? Kau terus-terusan mencium."

"Apa kau tidak menyukainya?" Ekspresi wajah Xie Hengyu tidak berubah, "Biar aku tanya sekali lagi, apa kau masih berani menganggapku anak kecil?"

"..... Tidak berani."

Kau sudah bukan lagi anak kecil, aku takut, kau sekarang adalah anjing nakal.

Xie Hengyu terlihat puas mendengar jawaban Xie Xia, ia lalu bangun dan memanggil Jiang Huai yang baru meninggalkan ruangan. Jiang Huai menyeret kakinya dengan teramat enggan, "Mau apa? Kalian bisa terus berciuman, buat apa aku dipanggil ke ruangan? Memang kalian butuh penonton?" ucapnya dengan nada pahit.

||TAMAT|| ANTAGONIS PENYAKITAN ENGGAN KERJA KERAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang