Jangan Main Berlebihan
♧♧♧♧♧
Xie Xia terdiam sejenak, 'Kau sudah berani memerintah seseorang."
"Kalau begitu___ bisakah ___ aku minta, seseorang itu memuaskan hobi kecilku?"
Xie Xia menghela nafas, berpikir selera Xie Puppy ini agak sedikit aneh, ia mencoba tawar menawar dengan pihak lain, "Satu hari terlalu lama. Bagaimana kalau setengah hari?"
"Tidak." Xie Hengyu tidak mau mundur sedikitpun, "Kalau Paman tidak setuju, aku bisa memberi hukuman yang lain."
Xie Xia seketika merinding. Satu hari dalam keadaan 'buta' paling paling hanya membuatnya bosan, adapun hukuman yang lain.... jangan-jangan lebih buruk.....
Pak Dosen Xia menggertakkan gigi, terpaksa menyetujui permintaan bocah nakal ini, " Satu hari.... Cuma hari ini."
Melihatnya setuju, Xie Hengyu mengangkat alisnya, "Apa aku begitu mengerikan? Paman kecil tidak sedang berpikir, kalau hukumanku ini tidak cocok buat anak kecil 'kan?"
Xie Xia mendongak, mengarahkan pandangan ke Xie Hengyu, dalam hati menjawab ___ bukankah begitu? Anak kecil sepertimu bermain tutup mata seperti ini?
"Aku bukan anak kecil lagi dan kau setuju mencobanya denganku," Xie Hengyu duduk di samping Xie Xia, "Mungkin ini waktunya kita masuk ke obrolan yang lebih dalam, agak kurang intim kalau harus berhenti di fase ciuman."
Xie Xia : "......"
Bukankah itu sama saja masih memikirkan hal hal yang tidak cocok buat anak anak!
Xie Xia refleks beringsut mundur, mencoba memberi jarak antara dirinya dan pihak lain, saat itulah pihak lain berkata; "Jangan cemas, aku pasti menunggu sampai kau benar benar sehat--- sekarang ayo cuci tanganmu, siap- siap untuk makan."
Xie Xia menghela nafas lega, dalam hati berpikir ia gagal membesarkan seseorang dengan baik. Berciuman saja sudah cukup membuatnya malu, lalu "obrolan lebih dalam" apa yang pihak lain inginkan....
Sedalam apa yang dimauinya?
Hari sudah siang, Xie Cui jarang pulang ke rumah untuk makan siang. Sayang sekali ia pulang sendirian, Lin Wan tidak ikut bersamanya.
Begitu Xie Xia duduk di kursi meja makan, ia mendengar suara Xie Cui, "Kenapa kau menggunakan penutup mata? Apa lukanya serius?"
Xie Xia bahkan tidak tahu ada orang lain duduk di seberangnya, apalagi mengetahui kalau Xie Cui sudah pulang. Begitu mendengar suara sang kakak, ia terkejut sampai sumpit yang dipegangnya jatuh, " DaGe?"
"Mn,"sahut Xie Cui. Ia memandang mata Xie Xia dengan ekspresi muram, "Dokter Jiang bilang padaku kalau itu hanya operasi laser... kenapa... bagaimana bisa kau sekarang harus menggunakan penutup mata?"
"Mhhm..." Xie Xia kikuk dan malu, "Bukan begitu, ini karena...."
"Karena Paman kecil tidak bisa melihat dengan jelas meski sudah memakai kacamata, dan matanya menjadi mudah lelah, jadi kita sebaiknya menutupinya, supaya mata Paman bisa istirahat total," Xie Hengyu dengan "baik hati" membantunya menjelaskan, ia lalu bicara dengan suara serius, "Ayah tidak perlu cemas soal ini. Nah, bukankah Ayah harus kembali ke perusahaan usai makan siang? Ayo, cepat makan."
Xie Cui setengah tidak percaya pada ucapan putranya, ia mengawasi raut wajah Xie Hengyu lalu memandang penuh curiga pada cuping telinga Xie Xia yang memerah. Entah kenapa ia merasa ini bukan sekedar "mengistirahatkan mata".
Xie 'Bocah Tengik' Hengyu ini punya banyak trik dan taktik, yang entah darimana dipelajarinya, namun yang membuatnya tidak habis pikir---- kenapa adik laki-lakinya itu tidak melawan, kenapa membiarkannya main main seperti ini?