Xie Xia 29
Xie Hengyu tertegun sejenak sebelum sudut bibirnya mengembang mengulas senyum, "Oke."
Xie Xia : "......."
Itu... Tidakkah pemuda itu terlalu cepat mengiyakan?!
Tunggu sebentar, kenapa juga dirinya mengatakan sesuatu seperti itu? Membiarkan Xie Hengyu istirahat dan bahkan mengundangnya tidur di kamar? Ini siang hari, bahkan kalau saat ini pemuda itu masih kesakitan, ia pasti sudah baik baik saja nanti malam! Benar benar berlebihan mengundangnya tidur bersama di kamar!
Xie Hengyu yang bermata tajam jelas melihat perubahan raut wajah Xie Xia. Ia kontan menyesal tidak bisa menekan emosi yang bergejolak di hatinya. Ia ingin bicara tapi tidak tahu bagaimana mengutarakannya, mendadak pemuda ini membungkuk kesakitan, "Ahh sakit sekali! Paman kecil, kalau aku sampai cacat, kau harus bertanggungjawab padaku! "
Wajah Xie Xia terlihat tak acuh, menonton akting pemuda itu tanpa suara, dalam hatinya ia berkata -- terserah mau cacat atau tidak, anjing nakal sepertimu lebih bagus dikebiri saja.
Xie Hengyu yang melihat Xie Xia tak bereaksi dan tak bergerak sama sekali tahu aktingnya gagal. Ia batuk beberapa kali berusaha mencairkan suasana, "Aku tidak akan membohongi Paman, aku baik baik saja, tapi Paman tidak boleh menarik kembali apa yang sudah Paman ucapkan."
Xie Xia bangkit berdiri dengan wajah tanpa ekspresi, dalam hati mengumpati dirinya sendiri karena terlalu lembut dan penuh empati. Ia harus segera mengubah sifatnya ini, karena kalau tidak, suatu hari nanti, cepat atau lambat, ia harus selalu memanjakan Xie puppy Hengyu.
Menjelang malam, Xie Xia menemani Xie Cui minum, entah karena suasana hati pria itu sedang bahagia atau sedang bersedih hingga membuatnya harus meneguk beberapa gelas arak merah. Xie Xia sudah meminta Dagenya untuk tidak minum-minum, namun melihatnya minum sendiri seperti pria kesepian, ia tak tega. Alhasil ia pun ikut minum bersamanya.
Tepat pukul sepuluh malam, Pak Dosen Xia yang sedikit mabuk setelah minum keluar dari kamar mandi dan bersiap tidur. Begitu naik ke atas tempat tidur, ia melihat Xie Hengyu sudah berbaring dengan sikap begitu natural. Xie Xia bicara dengan wajah cemberut, "Kau boleh tidur disini, tapi awas kalau sampai tangan dan kakimu bergerak."
Xie Hengyu memasang wajah imut, "Kapan tanganku pernah menyentuh Paman dengan tidak senonoh?"
Dalam hati Xie Xia menjawab --- apa kau merasa masih kurang sering menggunakan tangan dan kakimu? Ia memilih tidak menanggapi Xie Hengyu yang pura pura jadi anak baik, setelah mematikan lampu, Xie Xia masuk dalam selimut, melepaskan kacamata dan menaruhnya di samping tempat tidur.
Ruangan menjadi sunyi dan gelap, yang tersisa hanya selarik cahaya bulan yang masuk lewat celah-celah tirai jendela.
Xie Xia baru saja memejamkan mata saat mendengar suara 'kresek-kresek' datang dari samping bantalnya--- sepertinya Xie Hengyu menemukan sesuatu di antara dua bantal. Tak lama berselang terdengar suaranya dengan nada menggoda, "Apa Paman kecil begitu senang menerima manset kancing pemberianku, sampai dengan sengaja menaruhnya di bawah bantal?"
"..... Pikiranmu terlalu berlebihan, aku cuma lupa menyimpannya." Xie Xia menyahut dengan suara datar, "Aku ngantuk, tidurlah."
"Ya."
Xie Hengyu tidak bicara lagi, Xie Xia pun berbaring memunggunginya, kepalanya terasa berat oleh rasa kantuk, mungkin hal ini juga karena sedikit dipengaruhi alkohol.
Tepat ketika Xie Xia hampir bersua Tuan Zhou Hong dalam mimpinya, ia tiba-tiba merasa seseorang menyentuhnya dari belakang --- tangan seseorang menyelinap masuk ke dalam selimut dan memeluk erat erat pinggangnya.