49

13 1 0
                                    

Gagal Total

=========

"Gelagat miring" Xie Hengyu dihentikan oleh seekor kucing. Mahluk berbulu ini terlihat sangat waspada, pupil matanya yang berwarna kuning keemasan menatapnya tajam, ekspresi mukanya seperti berkata: jangan sentuh Tuanku.

Setelah pertikaian panjang antara manusia dan kucing ____ akhirnya Xie Hengyu kalah. Ia menatap mata kucing dan mendadak samar samar merasa sakit di lengannya yang tercakar.

Untuk sementara Xie Hengyu harus mundur sambil menghibur dirinya sendiri, bahwa saat ini tidak apa -apa belum bisa mencium Paman kecilnya, masih banyak kesempatan lain nantinya. Saat ini lebih baik jangan memancing amarah kucing itu lagi.

Kucing satu itu terlalu galak.

Dia sama sekali tidak mirip Pamannya, tidak lemah sama sekali, sama sekali tidak mudah dibully.

Hanya bantalan cakarnya yang lembut.

Melihat lawannya mundur, induk kucing menarik tatapan penuh ancamannya. Ia melipat keempat kakinya dengan rapi dibawah perut, memejamkan mata dan tidur.

Xie Hengyu boleh saja gagal menjalankan aksi miringnya, tapi bocah ini masih bisa menggoda dengan mulutnya. Sambil mengedipkan mata pada Xie Xia ia berkata, "Paman mengizinkan aku untuk menciummu, apa itu artinya... Kau mau mencobanya denganku?"

"Tidak. Pikiranmu terlalu berlebihan." Xie Xia menyahut tanpa perlu pikir panjang, ia masih menyesali perkataannya yang tidak logis dan tidak rasional barusan, "Aku hanya sekedar berkata."

Xie Hengyu tidak percaya ucapan Pamannya tadi hanya sekedar sepintas lalu, bahkan andaipun itu benar, ia akan sengaja tidak mempercayainya.

Saat ia sedang mencoba mencari cara untuk membuat si "muka dua" jujur menghadapi perasaannya, mendadak ia mendengar pihak lain bertanya, "Liburan 1 Oktober sudah selesai, kenapa kau tidak pergi kuliah? Tidak ada kelas hari ini?"

* Libur 1 Oktober ini merujuk pada hari nasional Cina

"Ada. Aku tidak ikut."

"Tidak ikut?" Wajah Pak Dosen Xia mendadak berubah serius, "Kau sudah tidak kuliah selama sebulan untuk mengurusiku. Sekarang aku sudah keluar dari rumah sakit lebih dari seminggu, kenapa kau tidak kuliah juga?"

"Aku bisa belajar sendiri."ucap Xie Hengyu, "materi yang diajarkan Dosen terlalu dangkal, lebih baik aku belajar sendiri."

Xie Xia : "......"

Terlalu dangkal ... Jadi lebih baik belajar sendiri.

Hati Pak Dosen Xia, yang tidak pernah bisa menyampaikan materi ajar secara lengkap dan komprehensif, seperti dihunjam duri. Ia batuk batuk beberapa kali, berusaha menghibur hatinya sendiri, ini bukan seperti dirinya tidak mau mengajar dengan lebih komprehensif, tapi statusnya sebagai dosen ajar mata kuliah pilihan, membuat ruang geraknya terbatas. Alhasil ia tidak punya cukup waktu untuk bisa menjelaskan materi ajar secara mendalam.

Namun meski demikian, ia benar-benar ingin memukul bocah tengik ini____manusia mana boleh bicara seperti itu!

Xie Xia tidak ingin bicara lagi dengannya. Ia memalingkan wajah, fokus pada pemandangan di luar jendela.

Xie Hengyu seperti menyadari kalau pihak lain kesal, ia mencoba memperbaiki keadaan, "Aku akan pergi kuliah besok, hari ini saja aku tidak ikut kelas. Jadi bagaimana kalau kita pergi dan melakukan aktifitas lain?"

"Apa misalnya?"

"Bagaimana kalau nonton film?"

"Aku tidak tertarik. Film yang waktu itu saja belum selesai kutonton. Kalau mau, kau bisa nonton di rumah saja. Lebih nyaman daripada di bioskop."

||TAMAT|| ANTAGONIS PENYAKITAN ENGGAN KERJA KERAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang