Posesif
➖➖➖➖
Xie Xia memelototinya, dalam hati mengumpat: manis apaan, manis sialan! Ia mengerutkan lehernya serendah mungkin, berusaha tidak terlihat oleh mereka yang lalu lalang lewat.
"Tidak perlu malu," Xie Hengyu melihat ke kerumunan orang dengan wajah lurus, "bukankah di rumah juga terbuka, kau bahkan berinisiatif menciumku, kenapa ketika kita berada di luar, kau justru kembali kaku?"
"Omong kosong," Xie Xia menggertakkan gigi, "kau menciumku di depan orang lalu lalang, apa kau tidak punya malu?"
"Apa itu malu? Apa bisa dimakan?" Xie Hengyu sengaja pura pura bodoh, "aku tidak berpikir itu sangat berharga."
Ini yang disebut ketika"orang yang tidak punya malu mengalahkan dunia", Pak Dosen Xia yang nakal bertemu Xie Puppy yang tidak tahu malu, mau tak mau terpaksa menyerah. Ia memikirkan hal lain yang harus ia lakukan supaya bisa menarik tangannya.
Ia menyumpalkan gelas kertas yang sudah kosong ke pihak lain lalu memberi perintah, "Buang ini."
Xie Hengyu melihat gelas kertas lalu menatap sang paman, berpikir Sang Paman tak ubahnya seperti orang di jalan tak ada yang tidak tahu hati Sima Zhao. Cukup melihat ekspresinya, bisa dipastikan pihak lain sebentar lagi akan mencakarnya, karena itu ia tidak punya pilihan selain melepaskan tangan, "Baik baik baik, aku akan membuangnya untukmu." ucapnya dengan nada membujuk.
*司馬昭之心, 路人皆 知 Sīmǎ Zhāo zhī xīn, lùrén jiē zhī ; Niat tersembunyi seseorang begitu jelas, hingga semua orang bisa mengetahuinya. Fyi, Sima Zhao adalah ayah dari Sima Yan, pendiri Dinasti Jin, salah satu periode emas kekaisaran Cina.
Xie Hengyu membuang gelas kertas, tangan Xie Xia akhirnya bebas. Ia menghembuskan nafas lega lalu buru buru berdiri, "Sudah waktunya pulang."Sopir mereka tidak berani pulang, ia menunggu dalam mobil yang diparkir di sisi jalan, mengantisipasi kalau-kalau pasangan kekasih itu berubah pikiran dan memutuskan naik kendaraan pulang. Alhasil bukannya keduanya naik ke mobil, tapi mereka malah menyuguhkan makanan anjing.
Xie Xia tidak memperhatikan mobil yang parkir di seberangnya. Ia terus berjalan pulang, tepat ketika mereka tiba di depan pintu vila dan bersiap masuk, Xie Xia melihat mobil juga masuk menuju basemen.
Xie Xia ; "....."
Tidak mungkin.
Jadi, saat mereka berintim-intim mojok di pinggir jalan, semuanya dilihat pak sopir?!
Pak Dosen Xia berusaha menyelamatkan harga dirinya, ia menarik nafas dalam-dalam sebelum berjalan dengan langkah lebar ke dalam rumah, meninggalkan Xie Hengyu beberapa langkah di belakang, lalu menutup pintu keras keras.
Xie Hengyu yang kebingungan dikurung di luar, mengetuk pintu sambil berteriak, "Paman, biarkan aku masuk, aku tidak bawa kunci!"
"Jangan buka pintu untuknya." Xie Xia mengancam Lao Qin sang kepala pelayan, "Biarkan saja dia di luar."
Lao Qin seketika berada dalam dilema, "Ini ...."
Xie Xia mencopot syal, menggantung mantel, lalu berjalan menuju kamarnya, sedangkan Lao Qin berdiri kebingungan di depan pintu selama lima menit--- mendengar Hengyu Xiao Shaoye -nya berseru berkali kali : Paman kecil buka pintu, Paman kecil buka pintu. Di cuaca sedingin ini, Lao Qin sedikit cemas Xiao Shaoye-nya akan membeku di depan pintu, namun ia pun takut membuat Er Shao-nya marah kalau membukakan pintu.
Saat pria ini masih diayun dilema, tiba tiba terdengar bunyi 'bip', dan pintu dibuka dari luar dengan menggunakan sidik jari. Xie Hengyu si anak nakal menjulurkan kepala, "Dimana orang itu?"