48

8 0 0
                                    

"Kau mau menciumku atau tidak?"

=======

Begitu mereka semua masuk ke dalam rumah, Xie Xia segera melepaskan diri dari Xie Hengyu, setelah melepas sepatu ia hendak pergi menuju kamarnya untuk ganti pakaian.

Xie Hengyu yang melihat kelakuan Xie Xia merasa tindakan sang paman sangat menggemaskan, "Apa Paman mimosa? Begitu disentuh langsung sembunyi?"

*含羞草 hánxiūcǎo. Mimosa ; Putri malu.


Xie Xia mendelik marah padanya, sembari memberi isyarat untuk tidak bicara macam-macam di depan Xie Cui. Dan benar saja, Xie Cui mengarahkan pandangannya ke mereka berdua, raut wajahnya tampak aneh dan sorot matanya seperti ingin bertanya.

Xie Xiuyao kembali ke kediamannya sendiri. Xie Xia segera meninggalkan ruangan kembali ke kamarnya untuk istirahat. Ia baru saja merebahkan diri saat mendengar suara Xie Hengyu, "Ngomong-ngomong, besok Paman harus menemui dokter Jiang untuk check- up ulang."

Xie Xia membuka mata dan bertanya, "Bukankah pneumonia-ku sudah sembuh? Untuk apa check up ulang?

"Tentu saja. Siapa suruh kau begitu lemah? Butuh waktu sebulan untukmu bisa sembuh. Kami hanya akan tenang kalau kau melakukan pemeriksaan ulang."

Xie Xia meliriknya, ia sangat tahu kalau menunjukkan tanda kelemahan sekecil apapun, bocah ini akan memanfaatkan keadaan. Ia menggeram,tidak dapat menahan omelan, "Bukankah itu salahmu?"

Xie Hengyu tertegun sebelum segera menyadari ada yang salah dengan ucapannya, secepat kilat ia mengakui kesalahan, "Aku sudah salah, Paman kecil."

Xie Xia mendapatkan kembali harga dirinya, ia tidak ingin bertengkar lagi dengan pemuda itu, sambil berbalik ia pun berkata, "Aku mau tidur."

***

Keesokan siangnya, Xie Hengyu dan Xie Xia bersama-bersama pergi ke rumah sakit.

Mereka keluar dengan membawa kucing. Anak kucing di rumah sudah berumur lebih dari dua bulan, sudah bisa mendapatkan vaksinasi, begitupun induknya yang sudah melewati masa menyusui. Secara kebetulan rumah sakit hewan searah dengan rumah sakit swasta tempat Jiang Huai berpraktek. Xie Hengyu ingin menyelesaikan urusan ketiga kucing di rumah secara bersamaan. Setelah mengantar Xie Xia ke ruang kantor Jiang Huai, ia membawa sendiri induk kucing dan anaknya untuk divaksin.


Dalam hati Xie Xia merasa sedikit aneh, kenapa ia dibiarkan sendiri tanpa Xie Hengyu menemaninya. Bagaimana pun juga, sehari-harinya bocah itu tak ubahnya plester obat yang menempel di kulitnya, heran saja kalau kali ini ia tidak bersikeras mendampinginya.

Meski merasa heran, Xie Xia tidak bertanya banyak. Ia mengikuti perintah Jiang Huai untuk melakukan pemeriksaan ulang. Totalnya tidak sampai setengah jam, pemeriksaan sudah selesai. Xie Hengyu sudah bilang akan menjemputnya, tapi tentu saja tidak akan datang dalam waktu singkat.

Saat ia tengah mempertimbangkan apakah akan pulang sendiri, mendadak Jiang Huai menarik kertas formulir berisi beberapa tabel dari dalam lacinya, "Kemarilah, isi ini." ucapnya.

Xie Xia mengambil dan membaca judul atasnya, ekspresi wajahnya berubah aneh, "Pemeriksaan ulang pneumonia, apa mencakup hal ini?"

"......Ah, ya. " Jiang Huai menggosok-gosok wajahnya, matanya berusaha menghindari tatapan Xie Xia, " Ini kebijakan baru rumah sakit. Mohon kerjasamanya."

Xie Xia mengangkat pulpennya sambil menggelengkan kepala. Meski tidak ada penjelasan terkait tabel-tabel yang harus diisinya, ia paham betul tujuan pertanyaan-pertanyaan yang tertera. Ia menulis namanya di kertas seraya berujar, "Kau bisa bertanya langsung padaku, kalau kau ingin tahu apakah aku sakit jiwa atau tidak. Tidak usah berputar-putar, karena aku tidak berminat untuk main-main."

||TAMAT|| ANTAGONIS PENYAKITAN ENGGAN KERJA KERAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang