15

75 9 2
                                    

BF 15

Xie Cui diam diam menutup pintu, lalu menarik dirinya kembali ke ruang keluarga untuk duduk di sofa sambil berpikir dalam-dalam.

Adalah benar kalau dirinya yang meminta Xie Hengyu peduli dan menjaga Xiao Xie, namun yang ia maksud adalah kepedulian sederhana, yang tentunya tidak termasuk memegang tangan seseorang dengan gerakan lembut dan menatap penuh kasih sayang.

Dan sepertinya, putranya tidak pernah kelihatan memiliki teman wanita. Ia tidak tahu tipe gadis seperti apa yang disukai Xie Hengyu, ia pun tidak pernah melihatnya menunjukkan perhatian pada siapapun lawan jenisnya.

Apa jangan-jangan.... Xie Hengyu tidak pernah memiliki teman wanita karena ia sama sekali tidak menyukai wanita?

Bulu bulu halus di sekujur tubuhnya meremang, tiga pandangan mulai terdistorsi. Semakin ia memikirkannya semakin ia merasakan apa yang ditampilkan Xie Hengyu dalam ekpresi dan semua tindakannya tidak benar, putranya itu peduli dan menjaga Xiao Xie tidak selayaknya sebagai anggota keluarga semata.

* 三观 : Ketiga pandangan tersebut umumnya mengacu pada pandangan dunia, pandangan hidup, dan nilai-nilai.  Ini adalah tiga pandangan yang diakui sebagai doktrin prinsip hidup oleh kebanyakan orang. Kebenaran agung, kebaikan dan keindahan adalah tujuan pengejaran dari ketiga pandangan tersebut.

Ia memberikan hadiah spesial, memberikan perhatian ekstra, apa bocah kecil itu benar benar memiliki perasaan tertentu pada Paman kecilnya?

Xie Cui menelan ludah dengan susah payah, berusaha menenangkan hati dan pikirannya sendiri bahwa hal tersebut tidak apa apa. Putranya memiliki hak dalam menentukan pilihan dan pandangan hidup, meskipun yah... ia tidak tahu harus berbuat apa saat ini.... Tapi yang pasti dirinya tidak bisa memaksakan orientasi seksual pada siapapun, termasuk pada anaknya sendiri.

Lagipula, antara Xie Xia dan anaknya, mereka tidak memiliki hubungan darah, bahkan jika memang benar .... begitu keadaannya...

Xie Cui tidak sanggup berpikir lebih lanjut, ia buru-buru bangkit menuju meja dan meneguk segelas besar air dingin.

Jiang Huai tidur dengan tenang di sofa, mendengar suara tergesa-gesa ia bangun dan menatap wajah Xie Cui dengan penuh curiga, "Kenapa wajahmu seperti itu? Apa ada yang salah?"

"Tidak ada apa-apa." Xie Cui memaksa dirinya untuk bersikap dan bicara senormal mungkin, "Kau pergilah ke lantai atas. Ada banyak kamar yang bisa kau gunakan untuk tidur."

Jiang Huai tidak bergerak. Ia hanya membalikkan badan setelah sebelumnya berkata, "Tidak usah, biar aku disini saja."

Xie Cui tidak membujuknya lagi, ia berbalik dan berjalan menuju lantai atas.

Sepertinya, ia harus mulai memperhatikan Xie Hengyu dan apa yang dilakukan anak itu.

**

Ketika Xie Xia terbangun lagi, hari sudah menjelang fajar.

Satu dosis injeksi antipiretik telah berhasil menurunkan demamnya secara keseluruhan. Pikirannya menjadi lebih jernih dari sebelumnya, tubuhnya pun lebih rileks, tidak ada ketidaknyamanan tersisa kecuali sedikit rasa lemas.

Ketika hendak beranjak bangun, tiba tiba ia menyadari ada seseorang didekatnya, begitu menoleh ia melihat Xie Hengyu dengan kepala menunduk duduk tertidur di samping ranjang.

Mata Xie Xia menyorotkan keterkejutan.

Ia buru buru mengambil kacamata dari atas tempat tidur dan memakainya. Matanya mendapati Xie Hengyu diam tak bergerak, pemuda ini tampak lelah dan tak bisa menahan kantuk hingga jatuh tertidur dalam posisi seperti itu.

||TAMAT|| ANTAGONIS PENYAKITAN ENGGAN KERJA KERAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang