67

7 0 0
                                    

Mulut Xie Hengyu penuh dengan stroberi, ia belum selesai mengunyah stroberi pertama, stroberi yang lain keburu masuk. Lama kelamaan ia merasa akan mati tersedak.

Ia buru-buru membawa dirinya menjauh dari Xie Xia, mengangkat tangan untuk menutupi wajahnya, sebelum batuk batuk cukup lama setelah tersedak karena terburu-buru menelan stroberi.

Xie Xia yang sukses membuat pemuda itu menjauh tidak lagi mencecarnya, "Aku bisa lebih marah lagi, kalau kau terus mengacau."ancamnya.

Xie Hengyu menyahut dengan mimik sedih, "Aku tahu....."

Xie Xia memberikan mangkok berisi stroberi pada Xie Hengyu lalu bangkit berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Setelah diayun keraguan untuk sejenak, ia mengeluarkan ponsel dan menghubungi Xie Xiuyao.

Pada saat ini, semua urusan perusahaan praktis sudah dilimpahkan ke tangan Xie Cui, Xie Xiuyao sendiri pada dasarnya bisa dianggap sudah pensiun. Meneleponnya saat ini tidak akan mengganggunya.

Tak butuh waktu lama, panggilan telepon itu segera tersambung, dari seberang pihak lain menyapa, " Ada apa, Xiao Xia?"

Xie Xia menarik nafas panjang seraya mengusap cincin di jari tengahnya, untuk kemudian mengucapkan apa yang ingin ia sampaikan, "Papa bilang ingin aku yang mengambil alih urusan yayasan amal YuLin..... aku sudah memikirkannya, dan... aku menerimanya."

Ia bisa mendengar nafas pria tua di seberang telepon sedikit tersendat, diikuti keheningan beberapa detik lamanya. Setelah itu suara Xie Xiuyao terdengar sedikit bergetar seolah-olah ia tidak pernah menyangka Xie Xia akan setuju, "Benarkah? Kau menyetujuinya dengan segera?"

"Aku sudah memikirkannya dengan baik." sahut Xie Xia dengan intonasi suara penuh keyakinan, "aku diangkat sebagai anak olehmu dan Mama, namun belum pernah sekalipun berbakti pada kalian, aku belum pernah menunjukkan rasa terimakasih pada kalian. Lagipula, sebagai bagian dari keluarga Xie, tidak ada alasan buatku mengabaikan permintaan Papa. Dageku sudah cukup sibuk. Aku tidak mau dia sampai tidak punya waktu untuk dirinya sendiri dan keluarga."

Terlalu sibuk dengan pekerjaan, akan mempengaruhi hubungan interpersonal.

Xie Cui dan Lin Wan, pasangan sejati pemegang rekor ujian cinta ala Festival Qixi selama satu tahun, sebaiknya diberi waktu untuk meneruskan lovey dovey mereka.

"Oke Oke Oke," suara Xie Xiuyao terdengar antusias dan bersemangat, "aku tahu Xiao Xia kita pandai memahami situasinya. Jadi dalam beberapa hari kedepan, bolehkah aku mengajakmu berkeliling melihat-lihat yayasan lalu mempersiapkan prosesi serah terima?"

Xie Xia tidak kuasa menahan rasa trenyuh muncul di hatinya, saat mendengar suara pria tua itu terdengar seperti sedang membujuk anak kecil. Bukankah dirinya ini pria dewasa yang nyaris berumur tiga puluh tahun ....?

Setelah ayah dan anak mencapai kata sepakat, Xie Xia menutup telepon. Ia melihat Xie Hengyu berdiri takut - takut di depan pintu. Ia tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya, "Apa yang kau lakukan disitu?"

"Paman kecil tidak marah padaku 'kan?" Xie Hengyu bertanya dengan hati hati, "tiba tiba kau pergi begitu saja......"

Xie Xia menatapnya, dalam hati berpikir bocah ini benar-benar kurang kerjaan, jelas- jelas tadi dia sendiri yang memprovokasinya, membuatnya kesal, lalu sekarang malah takut membuatnya marah? Apa namanya kalau bukan kurang kerjaan?

Karena itu ia menjawab ; "Hmm, aku marah."

Saat pihak lain membalikkan badan Xie Hengyu bisa melihat sang paman tidak mencopot cincin di tangannya. Anjing kecil ini merasa lega, ekornya bergoyang-goyang pelan saat mendekati Xie Xia lalu meminta maaf dengan nada memohon, "Aku benar benar salah."

||TAMAT|| ANTAGONIS PENYAKITAN ENGGAN KERJA KERAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang