Xie Xia 11Karena Xie Xia berjalan maju, ia tidak memperhatikan ekspresi Xie Hengyu juga tidak mendengarkan intonasi yang digunakannya, pria ini menanggapi dengan lugas, "Bukankah memang sepatutnya begitu? Menyukai dua orang sekaligus dalam satu waktu, itu sama dengan mengayuh dua perahu."
*脚踩两条船 jiǎo tà liǎng zhī chuán ; mengayuh dua perahu. Metafora untuk menggambarkan perilaku suka memainkan perasaan orang lain.
Xie Hengyu cemberut, tidak menduga reaksi sang paman tidak seperti yang ia harapkan. Sedikit kesal membuatnya terdiam, lalu ia mengubah pikirannya, "Paman kecil, apa maksudmu, kau juga hanya akan menyukai satu orang sepenuh hati?"
Xie Xia menoleh ke belakang menatap wajah Xie Hengyu dengan pandangan heran, membatin dalam hati, bagaimana sebenarnya cara berpikir anak-anak jaman sekarang? Apa hal seperti ini saja butuh diasumsikan? "Bukankah hal itu salah satu adalah bentuk kualitas moral yang paling dasar? "sahutnya.
Tapi asumsi ini masih perlu diuji kebenarannya.
Karena ia sendiri belum pernah menyukai seseorang. Bahkan sepertinya ia tidak pernah punya niatan untuk jatuh cinta pada seseorang, di kehidupannya yang dulu ataupun yang sekarang.
Di saat keduanya sedang bicara, sekonyong-konyong ponsel Xie Hengyu berdering, ia berkata, "Paman kecil, tunggu sebentar." Lalu menerima panggilan telepon, " Ya, Ayah?"
Entah apa yang dikatakan Xie Cui di telepon, namun raut wajah Xie Hengyu tampak berubah, sepasang alisnya pun saling bertaut, "Bagaimana mungkin.... Ya Ayah... Aku mengerti."
Xie Xia terlihat bingung, "Apa ada yang salah?"tanyanya.
Xie Hengyu : "Ayah bilang kita harus pergi ke kantor polisi... Kata Ayah orang yang waktu itu meracuni anggur di acara resepsi akhirnya mengaku... Hanya saja masalahnya ia mengaku diperintah oleh.... Paman kecil, kau yang memerintahnya."
"Hah?!" Berita itu sangat mengagetkan Xie Xia, matanya sampai membelalak lebar, "Kalau aku yang memerintahnya, buat apa aku menghentikan aksinya dan kalang kabut mengejarnya? Apa aku sudah gila?"
Xie Hengyu menghela nafas, "Sebenarnya polisi juga tidak mempercayai pengakuannya, namun orang itu tetap bersikeras. Polisi terpaksa meminta keterangan dari Paman lagi. Kita hanya perlu menjalani prosedural pengumpulan bukti. Tidak akan ada masalah kalau kita bersikap kooperatif."
Mendadak Xie Hengyu mencibir, "Hanya saja kita jangan sampai mengabaikan orang ini, dia sudah berani bermain kotor dengan cara menjebak dan melakukan tuduhan palsu pada Paman. Ini berarti kejahatan terencana... "
Ketika Xie Xia mendengar kata "bermain kotor dan menjebak", tiba tiba saja muncul perasaan lain menggelitik hatinya, "Kau percaya aku tidak bersalah?"
Xie Hengyu tampak sedikit marah mendengar pertanyaan Xie Xia, "Apa maksud pertanyaan Paman kecil? Bagaimana mungkin aku tidak mempercayai Paman? Apa aku harus mempercayai seorang tersangka yang entah muncul darimana?"
Xie Xia menggigit bibirnya, dengan malu-malu mengalihkan pandangan, "Kalau begitu, kita pergi sekarang."
Walaupun memang apa yang terjadi tidak ada kaitan dengannya, namun pemilik asli juga bukanlah orang baik. Kalau ia tidak pindah kesini, pemilik asli bahkan melakukan kejahatan yang lebih keji daripada si tersangka.
Xie Hengyu yang dalam cerita aslinya nyaris dicekik mati pemilik asli kini sangat mempercayainya. Jika suatu hari nanti pemilik asli kembali, apa yang akan terjadi.....
Xie Xia tidak berani berpikir lebih lanjut, buru buru menyingkirkan asumsi mengerikan yang melintas di benaknya. Selama ini ia hanya berpikir kalau pemilik asli nanti kembali, pemilik asli mau melepaskan kebencian hatinya pada keluarganya, bisa bergaul dengan baik dengan keluarganya. Namun Xie Xia tidak pernah mempertimbangkan bagaimana kalau pemilik asli tidak mau melakukannya....