Satu Sentuhan Bisa Membuat Pecah Paman Kecilku
◇◇◇◇◇◇◇
Dedicated to
Xie Xia tidak terlalu yakin, apalagi selama bertahun-tahun derajat miopia-nya tidak naik, tidak masuk akal kalau tiba tiba sekarang naik.
*Fyi, miopia itu rabun jauh. Miopia memang terbagi menjadi derajat ringan, sedang dan berat.
Atau jangan-jangan karena matanya lelah?
"Ada apa?"Xie Hengyu bertanya, "Apa ada masalah dengan matamu?"
"Tidak apa, "Xie Xia memakai kembali kacamatanya, "Ayo pulang."
Xie Hengyu meragukan perkataannya, ia masih bertanya dua tiga kali sampai Xie Xia akhirnya berkata, "Kita pulang dulu lalu aku ganti kacamata."
Saat keduanya tiba di rumah, Xie Xia merasa sangat lelah. Benturan di dahi membuat kepalanya pusing, lukanya pun berdenyut nyeri. Ia benar-benar ingin segera berbaring dan tidur.
Tak lama dari masuk ke rumah, Lao Qin menghampirinya untuk menyerahkan kacamata yang sudah diperbaiki bingkainya, keningnya berkerut melihat perban di dahi Xie Xia, ia bertanya dengan lembut dan penuh perhatian, "Er Shao, apa Anda tidak apa-apa?"
"Tidak apa-apa," meski Xie Xia mengaku baik baik saja, tapi wajahnya yang pucat pasi jelas bercerita sebaliknya.
Ia berjalan ke kamarnya lalu mengganti kacamata. Entah karena beban psikologis atau alasan lainnya, setelah berganti kacamata, penglihatannya menjadi lebih terang.
Apa kedua kacamata ini berbeda?
Xie Xia tidak bisa mengingat banyak . Kacamata itu, yang membuat penglihatannya kurang jelas, dibuat dua tahun lalu, jadi mungkin memang ada perbedaan, dan saat ini ia terlalu lelah untuk mengurusi perbedaan kacamata, karenanya ia berbaring lunglai di tempat tidur.
"Tubuh Paman sangat ringkih, "sembari menghela nafas, Xie Hengyu mengangkat kedua kaki Xie Xia yang menggantung di tempat tidur lalu meluruskan posisinya dan menyelimutinya rapat-rapat, "Tidurlah segera kalau kau merasa lelah."
Xie Xia bahkan tidak punya kekuatan lagi untuk bicara, hanya bisa bergumam pelan, "Mhm", ia merasakan kelelahan tak terkatakan di sekujur tubuhnya, dan ini bukan hanya sebatas kelelahan raga, tapi juga kelelahan jiwa.
Fan Jie benar benar menyimpan dendam pada pemilik asli karena urusan adopsi.
Di mata laki laki itu, diadopsi Xie Xiuyao adalah hal yang sangat membahagiakan, bisa memiliki kehidupan yang baik dan terjamin, bisa keluar dari panti asuhan yang kumuh dan menyebalkan, semua itu adalah hal yang pihak lain idam-idamkan, tapi tidak ia dapatkan. Sementara 'Xie Xia' mendapatkannya, jadi dia berpikir 'Xie Xia' pasti bahagia.
Tapi bagaimana kenyataannya?
Pemilik asli tidak hidup bahagia di rumah keluarga Xie. Buku harian dua puluh tahun mencatat semua rasa sakit dan perjuangannya, andai saja buku harian ini sampai ke mata Fan Jie, ia pasti merasa konyol dan bodoh.
Bahagia dan sedih tiap orang berbeda. Suka dan duka tiap orang tidaklah sama.
Label "Kebahagiaan" yang dikenakan pemilik asli sejatinya adalah belenggu yang membuatnya menderita.
Namun, ia tidak perlu menyia-nyiakan perasaannya pada pemerkosa hina dan tercela ini, ia tidak berharga buat pemilik asli. Manusia hina itu hanya mencari justifikasi perbuatannya, menjadikannya sasaran tembak untuk sebuah alasan yang konyol dan dangkal.
Dalam relung hatinya, Xie Xia memiliki perasaan kehilangan yang dalam, perasaan ini tidak hanya muncul sendiri dari dirinya tapi juga berasal dari reaksi naluriah tubuh ini. Meski ia tahu pemilik asli tidak dapat kembali, tapi entah kenapa ia memiliki imaginasi aneh, sebuah harapan semoga pemilik asli bisa hidup dengan baik di dunia lain.