Sopir menelan ludah dengan susah payah, laki laki ini merasa sudah mengetahui sesuatu yang tidak sepatutnya ia ketahui. Ia meluruskan posturnya, duduk dengan tubuh kaku.Laki-laki ini menatap ke depan, tak berkedip, dan tetap dalam posisi ini sampai Xie Hengyu datang dua puluh menit kemudian.
Xie Hengyu membuka pintu dan masuk ke dalam mobil, kali ini ia tidak duduk di samping sopir melainkan di kursi belakang. Ia memasang sabuk pengaman dan memasangkannya juga pada Xie Xia yang masih terlelap. Karena tak kunjung menyalakan mesin mobil, Xie Hengyu pun mendongak dan bertanya heran, "Kenapa kau tidak jalan?"
Si sopir seperti terbangun dari mimpi, ia menyalakan mesin dan mulai menekan pedal gas. Dari kaca spion laki laki ini mengawasi Xie Hengyu sebelum membuka mulutnya dengan suara takut-takut , "Emm ..... Apa Anda dan Er Shao.....emm ... Da Shao tahukah?"
Suaranya terlalu kecil dan Xie Hengyu tidak bisa mendengar dengan jelas, " Apa?"
"Ah, maksudku, hari ini Anda dan Er Shao pulang larut malam, apa Anda sudah mengabari Da Shao? Apa Anda ingin menelponnya sekarang?"
*大少 Dà shào : Putra sulung (dari keluarga kaya)
"Tidak usah, aku sudah bilang pada Ayah akan pulang terlambat." Xie Hengyu melirik jam, 'Ini belum terlalu larut, ayo kita pulang..."
Rupanya dia sudah bilang akan pulang terlambat..
Ini artinya Da Shao tahu kalau mereka berdua pergi keluar untuk menghadiri event perayaan valentine, dan juga tahu bahwa mungkin saja terjadi sesuatu antara orang dewasa dalam momen tersebut. Da Shao tidak mengajukan keberatan, yang bisa diasumsikan merupakan bentuk persetujuan diam-diam.
Yang satu adalah adiknya, yang lain adalah putranya, Da Shao ternyata merestui mereka untuk bersama....
Ah, sirkel orang kaya memang membingungkan...
Sopir melajukan kendaraan keluar dari areal parkir dengan perasaan campur aduk. Ia merasa sudah tahu terlalu banyak, merasa sangat sangat mudah baginya menjadi sasaran empuk. Maka demi menyelamatkan pekerjaannya, ia memutuskan untuk tutup mulut terkait perihal ini, kalau ada yang orang yang bertanya, ia akan menjawab 'tidak tahu'.
Dua orang yang duduk di bangku belakang sama sekali tidak tahu menahu kalau sirkuit otak si sopir bergerak offside. Xie Xia yang selama beberapa waktu terlelap bangun dengan bingung. Ia menguap tanpa suara dengan ingatan yang masih centang-perenang. Ia ingat jelas kalau dirinya bersama Xie Hengyu berada di dek observasi, namun kenapa sekarang ia bisa berada di dalam mobil?
"Paman kecil sudah bangun?" Xie Hengyu bertanya dengan lembut, "Apa kau begitu lelah sampai bisa tertidur sambil berdiri?"
Tidur sambil berdiri?
Dengan hati-hati Xie Xia mengingat-ingat, dirinya sepertinya memang bersandar ke Xie Hengyu karena merasa ngantuk.... jadi rupanya ia benar-benar tertidur?
Pak dosen Xia merasa sedikit malu, ia memalingkan wajahnya karena kikuk dan salah tingkah. Dengan suara sengau karena baru bangun tidur ia berdalih, "Aku lebih tua dari kalian, pastinya tidak seenergik anak muda."
Xie Hengyu dengan sengaja mengodanya, "Paman kecil jangan bercanda ah, kau ini hanya beberapa tahun lebih tua dariku. Kalau lemah ya lemah saja, tidak ada hubungannya dengan usia."
Mata Xie Xia tampak merajuk, bibirnya cemberut, dalam hatinya mengomel - kalau kau sudah tahu untuk apa menyuarakannya? Apa kau tidak mengerti beberapa hal tidak perlu diucapkan keras-keras? Apa begini saja perlu tutor pribadi?
Xie Hengyu sangat puas melihat ekspresi Xie Xia, senyum di bibirnya bertahan sangat lama. Setelah itu ia berdeham ringan seraya mengeluarkan kotak, "Ini untukmu."