75

10 0 0
                                    

Mendengar jawaban Xie Xia , Xie Hengyu tidak dapat menahan tawa, "Baiklah, satu kali."

Ia lalu menambahkan, "Aku akan merayakannya sebagai sesuatu yang paling berharga."

Merayakannya......?

Bagaimana cara merayakannya? Melakukannya lebih lama??

Satu kali semalaman??

Fuck!

Xie Xia terlihat rumit dan ragu, setelah terdiam sejenak ia menyahut, "Aku menunggumu di rumah. Hati hati di jalan."

Frase 'menunggumu di rumah' membuat Xie Hengyu berseri-seri, senyum di bibirnya semakin lebar, "Ini sudah dalam perjalanan pulang." sahutnya.

Xie Xia menutup telepon, lalu menurunkan pandangan, mengusap pelan punggung kucing hitam yang meringkuk di sampingnya. Sentuhan Xie Xia membuat makhluk berbulu itu meregangkan tubuh, lalu berbalik dan menggosok-gosok kepala kecilnya ke punggung tangan Xie Xia.

Xie Xia dengan lembut menggaruk dagu si kucing, hewan ini terawat dengan baik, bulu-bulunya harum dan lembut. Mengusap-usapnya menimbulkan perasaan nyaman.

Jauh lebih nyaman daripada mengusap bulu anjing kecil.

Xie Hengyu.....

Anak bandel itu punya 10 ribu cara untuk membuatnya marah, juga 10 ribu cara untuk membuatnya senang dan tidak bisa berkata-kata. Tidak ada yang bisa ia lakukan padanya.

Pak Dosen Xia menghela nafas pelan, menatap cincin yang melingkari jarinya lalu mengusap-usap cincin itu dengan tangannya yang lain. Ia berpikir Xie Hengyu tak ubahnya seperti cincin ini, melingkari hidupnya, memerangkap hatinya, membuatnya tidak bisa kemana-mana.

Disini ia masih memikirkan Xie Hengyu, sementara yang dipikirkan sudah sampai di rumah.

Baju yang dipakainya bukan baju yang sebelumnya ia kenakan saat keluar dari rumah hari ini, seolah-olah ia merasa pergi ke penjara tak ubahnya pergi ke tempat pembuangan sampah, membuatnya tidak nyaman dan jijik. Ia terlebih dahulu mengganti bajunya, karena tidak ingin membawa bau sampah masuk ke dalam rumah.

Karena sedang istirahat siang, Xie Xia tidak tahu baju apa yang dipakai Xie Hengyu saat keluar tadi, jadi tentu saja ia pun tidak tahu perbedaannya. Ia hanya menyapa Xie Hengyu, "Sudah pulang."

"Hm," dengan sikap alami Xie Hengyu mencondongkan badan untuk mencium pipinya, ia tidak berniat menyinggung soal kunjungannya ke penjara, "Kau mau makan apa buat makan malam?"

"Tidak tahu, kau masak apa saja sesukamu," jawab Xie Xia sambil menatap Xie Hengyu, "Ngomong-ngomong, besok siang aku mau pergi keluar."

Xie Hengyu kaget mendengar ucapannya, jarang sekali pamannya berinisiatif untuk pergi keluar, "Mau pergi kemana?"

"Toko buku."

"....... Toko buku?"

Sekarang ini semakin sedikit orang yang pergi ke toko buku. Kalau mereka ingin membeli buku, kebanyakan anak muda akan memilih membelinya secara online, karena cara ini dianggap lebih ringkas sekaligus murah.

Hanya beberapa orang yang mungkin menikmati suasana di toko buku, yang masih mendatanginya untuk membeli buku.

Karena itu saat mendengar Xie Xia ingin pergi ke toko buku, Xie Hengyu sedikit kaget, ia menambahi ucapannya, "Jenis buku apa yang ingin kau beli? Biar Lao Qin saja yang membelikannya untukmu."

"Aku tidak tahu ingin beli buku apa, apa yang terlihat menarik saja." sahut Xie Xia, "lagipula aku tidak ada kerjaan, apa salahnya keluar sebentar melihat-lihat."

||TAMAT|| ANTAGONIS PENYAKITAN ENGGAN KERJA KERAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang