30

17 4 0
                                    

Xie Xia 30

Sorot mata Xie Hengyu berubah aneh, ia mengerling jahil, "Bertarung? Pertarungan macam apa? Dimana?"

"Huh?" Xie Xia mengangkat pandangan, selama beberapa detik memikirkan kata kata Xie Hengyu. Ekspresi wajahnya lantas berubah, "Kau mulai lagi 'kan?"

Xie Hengyu mengedipkan mata, memasang wajah polos, "Aku jelas tidak bermaksud apa apa. Apa yang Paman kecil pikirkan?"

Xie Xia tercengang--- bocah tengik ini! Bukan cuma berlagak seperti tunas cikal bakal pilar masa depan tanah air, tapi juga berakting putih bersih tanpa noda!

Pak Dosen Xia merasa sedikit gusar dan marah. Otak murid jaman sekarang pandai menganalisa semuanya, tapi tak punya keinginan untuk belajar. Ia mendelik pada sang keponakan, "Kapan tepatnya kau akan kembali ke sekolah?"tanya Xie Xia.

"Sekitar sepuluh hari lagi. Kenapa? Paman tidak sabar ingin menyingkirkanku?" Xie Hengyu mengulurkan tangan untuk mengelus kepala kucing, "padahal semalam ia begitu hangat mengajakku tidur di kamarnya, tapi pagi ini, dengan begitu dingin ia ingin mengusirku. Benar benar plin-plan ah!"

Kucing hitam yang sibuk makan akhirnya tidak lagi berusaha menghindar, hewan ini hanya menatap Hengyu seolah berkata : "Hooman, bisakah kau berhenti?"

Sementara Xie Xia sakit kepala, bocah tengik bernama Xie Hengyu ini benar benar pandai menempatkan dirinya dalam posisi menguntungkan. Kata kata yang diucapkannya jelas bisa memancing keributan, namun begitu kata kata tersebut keluar dari mulutnya, pihak lain dibuat tak bisa berkata-kata.

Ia bukan tidak pernah bertemu murid dengan tipikal Hengyu sebelumnya, namun kala itu setidaknya, ia bisa menggunakan identitasnya sebagai guru untuk mendisiplinkan mereka. Tapi sekarang... identitasnya adalah seorang paman. Xie Hengyu tidak takut bicara dengannya, dan sepertinya kurang etis baginya untuk mengambil posisi sebagai pihak yang mendisplinkan putra dari kakak laki-lakinya.

Xie Xia menghela nafas berat, untuk sementara harus menyerah demi menjaga mukanya, "Besok aku akan membeli makanan kucing."

"Biar Paman Qin saja yang pergi membelinya. Tidak perlu Paman sendiri yang pergi." Xie Hengyu bicara sambil terus mengelus-elus bulu kucing, ia merasa bulu-bulu kucing ini begitu halus, sehalus rambut paman kecilnya.

Mendadak ia merasa jarinya mengenai sesuatu, "Hmm, sepertinya kucing ini berkutu."

"Dia suka berkeliaran, wajarlah kalau ada kutu."

"Kalau begitu aku akan ke rumah Kakek untuk meminta obat kutu." Xie Hengyu bicara sambil berdiri, "Jangan sampai kutu ini naik ke tempat tidur dan menggigit Pamanku, bisa bisa nanti kulitnya iritasi."

Xie Xia : "......"

Apa dirinya sebegitu ringkihnya?

Xie Xiuyao tidak tinggal bersama mereka, meski pak tua itu sudah hampir 70 tahun namun ia tidak ingin diurus anak dan mantunya. Ia tinggal di vila lain yang tidak terlalu jauh, cukup jalan kaki lima menitan.

Pak tua Xie Xiuyao memiliki dua ekor anjing besar, keduanya merupakan anggota kawanan Tiga Kereta Luncur Idiot. Setiap pagi dan sore hari, pak tua akan mengajak dua ekor anjingnya itu untuk jalan jalan. Kedua ekor hewan itu memiliki jadwal hidup lebih teratur daripada manusia, termasuk pengasuh yang harus membersihkan bulu mereka setiap hari.

*雪橇三傻 xuěqiāo shǎ sān. Tiga kereta luncur idiot adalah sebutan untuk tiga anjing, Husky, Alaskan Malamunte dan Samoyed.

Dengan membawa obat kutu, Xie Hengyu kembali dengan segera. Kucing hitam sudah selesai makan dan sedang sibuk menjilati cakarnya. Xie Xia dengan hati-hati memeluk kucing hitam, membantu Xie Hengyu agar bisa meneteskan obat kutu ke belakang lehernya yang tidak bisa dijilat.

||TAMAT|| ANTAGONIS PENYAKITAN ENGGAN KERJA KERAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang