79

12 0 0
                                    

Hanya sebulan setelah perkuliahan semester ini dimulai, Xie Xia menerima pemberitahuan terkait jadwal mengajarnya akhir pekan ini diambil alih untuk penyelenggaraan kuliah tentatif. Pihak universitas memintanya mencari waktu lain sebagai pengganti.

Dalam hati Xie Xia berkomentar--- begitu satu waktu perkuliahan tidak sesuai jadwal, tidak ada waktu lain untuk menggantinya. Walau demikian, ia tidak terlalu mempedulikan satu waktu yang terlewat, karena ia masih bisa mengejar ketertinggalan materi saat memberi perkuliahan di waktu yang lain, hanya saja para mahasiswa mengeluhkan serta menganggap keputusan universitas yang mengambil waktu akhir pekan untuk kuliah sangat tidak masuk akal.

Terlepas dari keluhan mahasiswa, Pak Dosen Xia pulang ke rumah dengan riang. Hari ini baru Kamis dan ia tidak mengajar sampai Sabtu depan, yang artinya ia bisa berleha-leha di rumah selama sepuluh hari penuh.

Ia pulang ke rumah dan menceritakannya pada Xie Hengyu, yang mendadak memiliki ide cemerlang, "Kalau kau punya liburan panjang seperti ini .. kenapa kita tidak keluar untuk berbulan madu?"

Xie Xia : "......?"

Dengan tatapan heran ia memandangi wajah pihak lain, "Apa kau tidak salah bicara?"

Sudah berapa lama mereka bersama dan baru saat ini pergi berbulan madu? Lagipula ini cuma libur sepuluh hari, tidak sampai sebulan.

"Qingming sudah lewat dan Mau Day belum datang, jadi ini waktu yang tepat." Xie Hengyu mengemukakan alasannya dengan suara lembut dan bijaksana, "pada kedua waktu itu pasti orang-orang berjubel pergi liburan. Saat ini, dengan tidak banyak orang, sepuluh hari sudah cukup untuk bepergian. Kalau nanti aku mendapat kesempatan dua kali sepuluh hari liburan, bukankah jadinya cukup satu bulan?"

Xie Xia terdiam.

Ini pertama kalinya ia mendengar "bulan madu" bisa dicicil.

Tentu saja pada akhirnya Tuan Xiao Xia tidak bisa mengalahkan argumen Xie Puppy Hengyu, anjingnya ini berhasil memaksakan kehendaknya lagi dan lagi. Xie Hengyu langsung menghadap sang ayah dan berkata; "Aku ingin mengambil cuti sepuluh hari, " lalu buru buru melanjutkan ucapannya sebelum pihak lain marah "untuk mengajak Paman kecil liburan."

Xie Cui menahan keinginan untuk menghajar bocah tengik itu, membuka mulut dengan berat dan berkata dengan susah payah, "Hati hati di perjalanan."

Maka jadilah, Xie Xia dan Xie Hengyu mengemasi koper, memesan tiket mereka lalu memulai perjalanan bulan madu dengan mudah dan cepat dalam waktu begitu singkat. Pak Dosen Xia yang duduk di kelas satu masih merasa seperti dalam mimpi.

Ia memandangi awan berarak di luar jendela dengan perasaan campur aduk, ia merasa semakin lama dirinya bersama Xie Hengyu, semakin mirip sifat dan tindakannya dengan pihak lain. Ia menjadi sosok yang sama sekali berbeda dari dirinya sebelumnya. Kalau ini dirinya sebelumnya, mustahil ia akan keluar berpergian.

Ketika keduanya mendarat di tempat tujuan, hari sudah malam. Mereka lebih dulu check in di hotel bintang lima yang sudah dipesan sebelumnya, lalu pergi santap malam, mandi dan tidur lebih awal, menyegarkan diri untuk menunggu hari berikutnya.

Xie Xia tidak tahu apa yang direncanakan bocah tengik itu dan juga tidak mau repot repot mencari tahu. Apalagi Xie Hengyu memintanya untuk tidak berpikir banyak, cukup bersantai mengikutinya.

Keesokan paginya, keduanya meninggalkan hotel. Xie Xia pikir Xie Hengyu akan membawanya berjalan-jalan di pinggir pantai. Siapa sangka bocah itu, tanpa meminta pendapatnya terlebih dahulu, pergi menyewa perahu layar seraya berkata ingin bermain di laut.

Kulit kepala Xie Xia kontan kesemutan, ia mulai berpikir anjing kecilnya sudah gila. Sambil berdiri kaku di pinggir pantai dan meremas ujung bajunya, Xie Xia melihat Xie Hengyu melompat ke perahu dengan sangat antusias lalu melambaikan tangan padanya, "Ayo, cepatlah naik."

||TAMAT|| ANTAGONIS PENYAKITAN ENGGAN KERJA KERAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang