Kiss
♡♡♡Akhir -akhir ini Xie Xia acap kali beristirahat lebih awal. Adapun sebabnya adalah, pertama; energinya masih sangat terbatas, kedua : tidak ada yang bisa ia kerjakan di rumah sakit. Apalagi Xie Hengyu mengharuskannya untuk tidur tepat pukul sepuluh... sekarang ketika sudah di rumah, ia tidak bisa melepaskan kebiasaannya untuk tidur lebih awal, seperti saat ini, jarum jam masih menunjukkan pukul sembilan, tapi Xie Xia sudah mulai merasa ngantuk.
Setelah selesai makan tadi, ia mengupas apel dan makan beberapa potong lalu memberikan sisanya pada yang lain. Ia kembali ke kamarnya, menyalakan layar televisi dan memutar film yang sebelumnya ia tonton di rumah sakit, matanya menatap layar sementara tangannya sibuk membelai kucing yang ia taruh di atas tempat tidur.
Xie Xia dirawat hampir satu bulan di rumah sakit, selama ia pergi anak kucing peliharaannya tumbuh besar dengan baik. Dari hanya sebesar telapak tangan dan jalan bergoyang-goyang, sampai sekarang anak kucing itu bisa naik turun memanjat badannya, bahkan bisa mengeong dengan suara sangat keras.
Kucing liar ini telah beradaptasi seperti dengan lingkungan rumah. Wadah tempat makan sudah diganti dengan mesin makan otomatis, hingga ia tidak perlu lagi memberi makan secara manual. Tempat kotoran kucing sudah dipindahkan ke balkon. Jelas sudah, selama ketidakhadirannya, 'pria dewasa yang handal' Lao Qin telah merawat kucing itu dengan baik.
Xie Xia memeluk kucing sambil menonton film, kucing itu bersandar di badannya dan mulai mendengkur, Xie Xia pun mulai terkantuk-kantuk, kelopak matanya terasa berat, kantuk yang mulai mencengkram kuat membuatnya tidak kuasa terus terjaga.
Mendadak ia mendengar ada seseorang yang memanggilnya, "Paman?"
Xie Xia membuka matanya yang diganduli kantuk lalu menguap tanpa suara, "Apa?"
Saat Xie Xia menguap, kucing di cerukan lengannya pun ikut menguap. Xie Hengyu menyaksikan sinkronisasi hebat antara gerakan seorang pria dan seekor kucing, membuatnya semakin yakin sang paman memang memiliki karakteristik kucing. Ia menyodorkan sebuah cangkir sembari berkata, "Paman, minumlah yogurt ini."
Xie Xia yang ngantuk sebenarnya malas untuk minum, namun cangkir itu sudah berada tepat di depan mulutnya, tidak tepat rasanya untuk menolak. Sambil memegangi cangkir, ia meneguk sedikit demi sedikit, yogurt itu suam-suam kuku, pasti sengaja dihangatkan khusus untuknya.
Dibawah pengawasan Xie Hengyu, ia minum yogurt-nya sampai habis. Beberapa sisa tetesan menggantung di di dinding cangkir, demi menegakkan prinsip 'tidak boleh menyisakan sesuatu dengan sia-sia ' ia mencari sendok bermaksud mengeruknya, siapa sangka kucing di lengannya tiba-tiba berdiri, menjulurkan kepala kecilnya ke dalam cangkir lalu mulai menjilatinya.
Xie Xia : "....."
Cangkir yang dipegangnya bermulut lebar dan sangat pendek. Orang tidak bisa menjilat bagian dasar cangkir tapi kucing bisa. Ia melihat lidah induk kucing terus menerus menyapu dinding cangkir, lidahnya yang berduri kasar mengikis yogurt sampai bersih, membuat seluruh permukaan cangkir jadi bersih seolah telah dicuci.
......Benar benar hemat, tapi apakah cangkir ini bisa digunakan lagi?
Xie Hengyu mengambil cangkir itu tanpa berkomentar apa-apa, Xie Xia mematikan layar televisi, beringsut bangun membersihkan diri lalu bersiap untuk tidur.
Begitu merebahkan diri di tempat tidur, ia merasakan suara nafas mendekat dari belakang, si Bocah Tengik Xie Hengyu muncul tanpa diundang, ikut naik ke atas tempat tidur.
Xie Xia hanya bisa menghela nafas karena terlalu lelah untuk menghentikannya. Tak lama ia merasa bocah itu memeluknya dari belakang, suhu tubuh pihak lain dengan cepat berpindah melalui kain bajunya.