◇ Separuh kertas buku harian ◇
======
Sampai tiba di rumah Xie Xia tidak juga ingat hal penting apa yang ingin ia tanyakan pada Xie Cui.
Dalam perjalanan, ia tidak bicara apa-apa terkait gadis yang melakukan upaya bunuh diri. Tapi setibanya di rumah ia menuturkan apa-apa saja yang ia pahami dari percakapannya dengan pihak lain, "Anak perempuan itu bilang kalau dirinya sudah berpisah dari mantan pacarnya s sejak lebih dari setengah tahun, namun setelah putus hubungan, si mantan menyesal dan berusaha keras untuk membujuknya kembali. Ia sudah memblokir nomor mantannya, tapi karena mereka satu sekolah, mantannya sering datang mencegatnya di pintu kamar asrama. Karena merasa terganggu dan kesal, ia memutuskan menyewa kamar kost diluar sekolah, dengan harapan si mantan berhenti mengganggunya."
"Jadi ini dendam dan kebencian yang lahir dari rasa cinta? Dia tidak bisa mendapatkan kembali hati gadis mantan pacarnya, lantas melempar batu ke orang yang jatuh ke sumur?" nada suara Xie Hengyu masih terdengar aneh," Cih, aku tidak bisa mengerti jalan pikiran manusia cupet seperti dia."
落井下石 luòjǐng-xiàshí idiom yang memiliki arti ; Bukannya mengulurkan bantuan pada orang yang terjebak bahaya, tapi justru memperburuk keadaannya.
Xie Cui menatap putranya sejenak sebelum beralih memandang adiknya, "Tapi, Xiao Xia, kau tidak ada hubungannya dengan hal ini bukan? Biar Hengyu saja yang mengurusnya, biarkan dia yang mencari solusinya."
Xie Hengyu langsung menimpali, "Aku sudah bilang biar aku saja yang mengurusnya, tapi Paman masih saja bersikeras ikut campur."
Telinga Xie Cui bisa menangkap jelas sentimen keanehan Yin dan Yang pada sang anak, membuatnya tak tahu harus menangis atau tertawa, "Oke, oke, oke, tidak perlu ikut campur, kau saja yang mengurusnya, bukan begitu Hengyu?"
阴阳怪气 yīnyáng-guàiqì. Idiom yang digunakan untuk menggambarkan sikap yang aneh, berbicara dengan sinis dan dingin, kata-kata pedas dan ironis.
Xie Hengyu mendengus, seolah-olah mengiyakan apa yang dikatakan Xie Cui, "Lebih baik begitu. Paman kecil tidak perlu sibuk mengurusi perkara orang lain, mengurus diri sendiri saja tidak becus, tapi justru mengkhawatirkan urusan orang luar."
Xie Xia tidak menanggapi perkataan Xie Hengyu, ia merasa hari ini ada yang salah dengan anak itu. Ia hanya tidak mau kejadian hari ini kembali terulang , ia cuma sedikit peduli pada gadis kecil itu, menasehatinya agar tidak terlalu terbebani dengan masalah yang ada, tapi kenapa di mata Xie Hengyu, ia seolah-olah melakukan kejahatan yang serius?
Xie Cui melirik putranya yang terendam dalam tong cuka, ia merasa seisi ruangan dipenuhi bau asamnya. Pria ini tidak bisa menahan diri, ia merengkuh pundak sang anak sambil berbisik, "Singkirkan hasratmu untuk mendominasi."
Xie Xia tidak bisa mendengar kalimat ini, ia sibuk mencari mantel yang dilepas paksa Xie Hengyu. Setelah mencari kesana kemari dan tidak juga menemukannya ia pun bertanya, "Hengyu, dimana kau taruh mantelku? Berikan padaku, aku akan mencucinya."
Xie Hengyu menjawab dengan wajah dingin, " Aku buang."
"...... Dibuang?" Pak Dosen Xia terlihat syok, "Kenapa kau buang? Itu kan tidak rusak... Apa kau tidak merasa menyia-nyiakan barang?"
"Nanti aku belikan yang baru buat Paman kecil." jawab Xie Hengyu sambil memutar tubuhnya dan beranjak pergi.
"Aiiyaa kau ini......"
**
Karena perubahan temperamen puppy Hengyu yang tiba tiba, keduanya tidak bicara seharian. Xie Hengyu bahkan tidak lagi berusaha tidur satu ranjang lagi dengan Xie Xia. Ia hanya datang ke kamar mengucapkan "selamat malam" lalu pergi ke kamarnya sendiri dan tidak pernah keluar lagi.