Happy reading
•••
Keesokan paginya, Herson terbangun dengan perasaan tenang. Entah mengapa, semalam ia tertidur sangat nyenyak. Biasanya setiap malam ia selalu terbangun di dini hari, yang disebabkan oleh mimpi buruk. Tetapi malam ini ia tidak bermimpi buruk sama sekali.
Herson bangkit dan melirik Vano yang masih tertidur pulas. Putra bungsunya itu terlihat sangat imut dalam tidurnya, sehingga membuat orang yang melihatnya merasa gemas. Herson juga baru menyadarinya sejak hari ini.
Herson berbalik, Pria itu berjalan ke arah kamar mandi dan memulai ritual untuk membersihkan tubuhnya. Hari ini ia akan menemui CEO Crystal Company. Ia bertekad untuk berusaha membuat CEO CC agar bisa menerima kerjasama antara perusahaan mereka. Karena hasil dari proyek ini sangat menguntungkan bagi perusahaannya. Jadi ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.
Herson mengenakan setelan formal, yang terlihat cocok di tubuhnya. Wajahnya yang tampan terlihat lebih mempesona saat ia mengenakan setelan tersebut.
Setelah dirasa cukup, Herson bersiap untuk keluar tapi sebelum ia melangkah ke pintu, dering telepon nya terdengar, tanda ada panggilan masuk. Itu adalah panggilan video dari Kelvin. Herson langsung mengangkat panggilan tersebut, sambil berjalan ke arah balkon. Di balkon Herson terlihat semangat saat berbicara dengan putra keempatnya itu.
Sementara disisi lain, Vano sudah terbangun oleh dering telepon Herson. Ia bangkit dan melihat Herson tertawa dan bercerita dengan antusias. Suara di balik handphone Herson juga terlihat lebih antusias. Itu adalah suara Kelvin pikir Vano.
Vano berusaha mengabaikannya, tetapi hatinya masih merasa jengkel, "Sama Kelvin aja Herson bicara seantusias itu, tetapi ketika bersamaku ia hanya mengatakan kata-katanya dengan datar. Dasar pilih kasih!" Bisiknya dalam hati.
Vano mendengus, lalu berjalan ke luar kamar. Di luar, ia mendapati Luke tengah menyiapkan sarapan.
Luke yang menyadari kehadiran nya tersenyum sopan, "Selamat pagi tuan kecil."
"Pagi juga," balas Vano singkat.
Luke meletakkan sarapan ke piring Vano. Tanpa kata Vano memakan sarapannya dengan sedikit malas.
Herson yang sudah selesai dengan video call nya berjalan menghampiri. Tadi saat berjalan kembali ke kamar ia sudah tidak melihat Vano disana, jadi ia pikir Vano pasti sudah bangun. Dan tebakannya benar, sekarang Vano sedang memakan sarapannya bersama dengan Luke.
Herson berdehem singkat.
Luke langsung menyapa Herson dan memberikan sarapan kepadanya. Ia menerima, tetapi Herson sedikit mengernyit saat Vano terlihat mengabaikannya. Anak itu terlihat sangat fokus menguyah dengan mulut kecilnya.
Setelah sarapan Herson dan Luke bersiap-siap untuk pergi. Herson memberikan kartunya kepada Vano, mengatakan ia bisa pergi jalan-jalan bersama supir jika ia bosan. Vano menerimanya dengan senang hati.
Setelah kepergian Herson dan Luke, Vano memutar-mutarkan kartu yang ada di tangannya. Ia memiliki ide untuk menghabiskan uang di dalam kartu ini, toh uang Herson ada banyak, jadi tidak masalah.
Vano mandi dan setelah berpakaian rapi, ia langsung menelpon supir untuk menjemputnya dari atas.
Bagas adalah supir pribadi Herson yang selalu dibawa kemanapun Herson pergi. Pagi ini Herson tidak membawanya karena ia bersama Luke. Jadi Vano bisa pergi bersama Bagas.
Seorang pria paruh baya terlihat berjalan menuju Vano. Lalu menunduk sopan saat ia berdiri di depan Vano. Vano melambaikan tangannya, "Paman Bagas tidak perlu sopan kepadaku, aku akan menganggap Paman temanku mulai hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO || Transmigrasi
Teen FictionRevano tidak pernah menyangka jika jiwanya akan terjebak di raga orang asing. Dan lebih parahnya lagi, Jiwanya menempati raga anak laki-laki yang berusia 5 tahun. Sungguh ironis sekali. Tapi yang sangat Vano sayangkan adalah.. kenyataan bahwa, anak...